Selasa 06 May 2014 22:47 WIB

Walhi Ajak Masyarakat Peduli Pelestarian Hutan

Logo Walhi
Logo Walhi

REPUBLIKA.CO.ID, PALEMBANG -- Wahana Lingkungan Hidup Indonesia Sumatera Selatan mengajak masyarakat di sekitar kawasan hutan untuk peduli pelestarian hutan, sehingga setiap ada tindakan yang berpotensi merusak hutan dapat dicegah secara bersama-sama.

"Sekarang ini masyarakat terkesan kurang peduli dengan hutan yang ada di sekitar lingkungan tempat tinggalnya, bahkan ada yang turut serta melakukan penebangan pohonnya, sehingga mengakibatkan kerusakan hutan di daerah ini semakin parah," kata Direktur Eksekutif Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (Walhi) Sumatera Selatan, Hadi Jatmiko di Palembang, Selasa.

Menurut dia, hutan yang ada di provinsi yang memiliki 15 kabupaten dan kota ini rawan terjadi penebangan liar yang dapat mengancam kelestarian lingkungan hidup.

"Hutan di Sumsel yang luasnya mencapai 3,5 juta hektare sangat rawan terjadinya penebangan liar atau aksi pencurian kayu, karena pengamanan hutan belum berjalan dengan baik dan rendahnya kepedulian masyarakat setempat akan pentingnya hutan," ujarnya.

Untuk menghentikan aksi perusakan hutan itu, pihaknya berupaya melakukan pendekatan dengan masyarakat di daerah yang menjadi sasaran pencurian kayu, perambahan oleh perusahaan perkebunan dan hutan tanaman industri (HTI) yang berupaya melakukan ekspansi lahan.

Kemudian berupaya memotivasi masyarakat mengelola hutan di kawasan desanya tanpa mengubah status dan fungsi kawasan hutan untuk dimanfaatkan secara bersama meningkatkan taraf hidup agar menjadi lebih sejahtera.

Melalui pendekatan itu diharapkan dapat meningkatkan kepedulian masyarakat desa untuk mengamankan hutan yang ada di sekitar desanya dengan bersikap aktif mencegah tindakan yang berpotensi merusak hutan, katanya.

Dia menjelaskan, perusakan hutan perlu dihentikan karena masyarakat desa yang paling merasakan manfaat dan dampak buruknya jika hutan di sekitar permukimannya dalam kondisi baik atau buruk.

Dalam kondisi kerusakan hutan sekarang ini, masyarakat di sejumlah daerah sering mengalami bencana ekologi seperti banjir dan tanah longsor pada setiap musim hujan seperti sekarang ini, dan mengalami kekeringan yang parah pada saat musim kemarau, kata Hadi.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement