REPUBLIKA.CO.ID, MAJALENGKA – Kelangkaan gas elpiji 3 kg di Kabupaten Majalengka sejak Januari 2014, membuat warga harus berusaha keras untuk mendapatkannya. Selain berkeliling ke berbagai daerah, mereka juga rela membayar di muka kepada pemilik toko, warung ataupun pangkalan.
“Saya bayar duluan kepada pemilik toko dan menitipkan tabung gas elpiji sejak tiga hari lalu,” ujar seorang warga di Kelurahan Majalengka Kulon, Kecamatan Majalengka, Ayi.
Ayi mengaku, akibat kehabisan gas elpiji 3 kg yang dikenal dengan istilah gas melon itu, dia tidak bisa memasak. Dia pun terpaksa harus membeli makanan matang di warung untuk keluarganya.
“Kalau beli makanan matang di warung kan lebih mahal dibandingkan kalau memasak sendiri. Pengeluaran kini jadi bertambah besar gara-gara gasnya langka,” keluh Ayi.
Hal senada diungkapkan seorang warga lainnya, Nugraha. Dia mengaku rela membayar gas terlebih kepada pemilik toko gas langganannya supaya tidak kehabisan.
Pemilik toko Al-Hikmah yang terletak di Jl KH Abdul Halim Kota Majalengka, mengaku pasokan gas melon di tokonya sudah habis sejak tiga hari lalu. Saat ini, sudah ada 16 orang yang memesan gas tersebut. “Padahal, jatah di pangkalan kami hanya 15 elpiji,” katanya.