REPUBLIKA.CO.ID, DEPOK-- Masyarakat Depok tampaknya dilarang sakit atau tidak boleh sakit karena Palang Merah Indonesia (PMI) Kota Depok kekurangan banyak kantong darah. PMI Depok membutuhkan 1.000 kantong darah setiap bulannya. Demikian diungkapkan Penanggung Jawab Teknis Unit Donor Darah Palang Merah Indonesia (PMI) Kota Depok dr Widya Astriyani di Depok, Jawa Barat (Jabar), Rabu (30/4).
Menurutnya, kebutuhan kantong darah di rumah sakit di Depok terus meningkat, seiring dengan meningkatnya pelayanan kesehatan. Dalam satu bulan PMI Depok hanya mampu menyediakan 800 kantong darah. Jumlah tersebut masih kurang. Sehingga untuk menyiasatinya dengan mengandalkan dari PMI Jakarta, PMI Bogor, dan lainnya.
''Memang permintaan itu jumlahnya tidak pasti, minimal setiap bulan itu kita kekurangan 500 kantong darah. Memang masih bisa disiasati, tapi setidaknya masih membutuhkan dukungan dari Pemkot Depok dan semua pihak,'' pintanya.
Widya mengatakan, keterbatasan persediaan kantong darah dikarenakan masih minimnya perlengkapan dan fasilitas. Selama ini, lanjutnya, berpusat di RS Sentra Medika. Cara efektif yang bisa dilakukan dengan Mobile Unit, yaitu merekrut donor sukarela dari instansi swasta dan akademik. Setidaknya, dalam satu bulan antara 15-27 kegiatan donor darah dapat diperoleh di berbagai tempat di Depok.
''Yang mendesak, kita tidak punya trombosit belum punya alat untuk pemrosesan dan penyimpanannya. Padahal, setiap hari ada yang menayakan kebutuhan darah untuk kasus penyakit deman berdarah (DBD) dan leukimia. Ini adanya baru di Jakarta. Dengan kondisi ini, kita berharap bisa mendapat dukungan dari semua pihak,'' harapnya Widya lagi.
Manajer On Duty RSUD Depok Riyanto mengaku, pihaknya tidak memiliki bank darah dan biasanya mengandalkan persediaan dari PMI. ''Kebutuhan kantong darah relatif tergantung kebutuhan pasien,'' tegasnya yang menambahkan rata-rata pasien dengan kekurangan darah HB di bawah lima menghabiskan empat sampai lima kantong darah selama dirawat. Kita tak punya bank darah, jadi ke PMI Depok atau di Sentra Medika,'' pungkas Riyanto.