REPUBLIKA.CO.ID, INDRAMAYU -- Ribuan keluarga sangat miskin (KSM) di Kabupaten Indramayu yang menjadi penerima bantuan program keluarga harapan (PKH), harus gigit jari. Pasalnya, sejak awal 2014, mereka belum menerima bantuan tersebut.

''Kondisi ini terjadi secara nasional, bukan hanya di Indramayu saja,'' ujar Kasi Rehabilitasi Kesejahteraan Sosial Dinas Sosial Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Dinsosnakertrans) Kabupaten Indramayu, Abdul Kalim, saat ditemui di ruang kerjanya, Senin (28/4).

Kalim mengatakan, tak hanya bagi KSM penerima program, honor untuk para pendamping PKH juga belum cair. Dia pun mengaku mendapat banyak pengaduan tentang masalah tersebut.

Kalim menyatakan, tidak mengetahui penyebab terjadinya kondisi tersebut. Namun, dia memprediksi hal itu akibat pesta demokrasi yang menyedot perhatian dan anggaran yang besar.

Kalim menyebutkan, jumlah penerima program PKH di Kabupaten Indramayu sekitar 10.800 KSM. Menurutnya, mereka merupakan keluarga sangat miskin yang memiliki anggota keluarga yang sedang hamil, menyusui, balita, anak yang sekolah tingkat SD sampai SMP.

Kalim menjelaskan, para penerima PKH itu tersebar di 14 kecamatan, yakni Kecamatan Indramayu, Sindang, Balongan, Juntinyuat, dan Karangampel. Selain itu, Kecamatan Jatibarang, Bangodua, Widasari, Sliyeg, Cikedung, Haurgeulis, Gantar, Arahan dan Cantigi.''Tapi untuk tahun ini, penerima PKH akan bertambah 17 kecamatan lagi. Jadi seluruh kecamatan di Kabupaten Indramayu mendapat program PKH,'' tutur Kalim.

Menurut Kalim, besaran bantuan program itu bervariasi, yakni  Rp 1,2 juta - Rp 2,8 juta per tahun per keluarga. Besaran itu berbeda-beda tergantung kondisi keluarga tersebut.''Setiap menjelang pencairan, dilakukan verifikasi (penerima program PKH). Kalau sudah mampu, ya akan dihentikan,'' tegas Kalim.

Kalim menyebutkan, saat ini anggaran PKH untuk Kabupaten Indramayu kurang lebih Rp 10 miliar per tahun. Jumlah itu akan bertambah jika seluruh kecamatan sudah masuk program tersebut. N lilis

Ikuti Whatsapp Channel Republika