REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) Rizal Djalil mengembalikan marwah BPK sebagai lembaga audit tertinggi di Tanah Air.
Anggota Komisi XI DPR RI dari Fraksi Partai Amanat Nasional (PAN) Mohammad Hatta mengatakan hal ini tak lepas dari penetapan mantan Ketua BPK Hadi Poernomo oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) sebagai tersangka kasus dugaan korupsi terkait permohonan keberatan pajak yang diajukan Bank Central Asia (BCA).
"Walau itu kasus lama, terkesan itu adalah lembaga negara. Apalagi ditetapkan KPK saat dia pensiun. Kalau tidak dikembalikan sebagai lembaga supreme audit, bahaya itu. Harus dikembalikan marwahnya. Saya kira, Pak Rizal orang yang bisa untuk itu dan dia pantas jadi Ketua BPK," ujar Hatta saat ditemui selepas menghadiri pelantikan Rizal sebagai Ketua BPK di Sekretariat Mahkamah Agung, Senin (28/4).
Ditemui berpisah, Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Amir Syamsuddin mengharapkan Rizal bisa terus memperbaiki reputasi BPK. Pengalamannya sebagai politikus PAN, menurut Amir, tentu menjadi bekal Rizal yang mumpuni. Pun dengan kiprahnya sebagai anggota BPK sejak 2009. "Mudah-mudahan dengan pengalaman itu, kita bisa menyongsong BPK yang sudah baik dan tentunya akan lebih baik," kata Amir.