REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ribuan buruh berencana bergabung dengan guru honorer dalam melakukan unjuk rasa di depan Istana Negara Jakarta, 2 Mei 2014 atau bertepatan dengan Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas).
"Iya, benar tentang bergabungnya para buruh. Salah satu yang kami tuntut adalah pengangkatan para guru honorer menjadi pegawai negeri sipil," kata Kepala Biro Hukum Front Honor Jakarta (FHJ) Sucipto saat dikonfirmasi dari Jakarta, Ahad.
Sebagaimana diberitakan sebelumnya, para guru honorer itu juga akan bergabung bersama para buruh terlebih dahulu dalam demonstrasi pada Hari Buruh Internasional (May Day) 1 Mei 2014 atau sehari sebelum Hardiknas.
Menurut Sucipto, tuntutan para buruh itu terkait dengan desakan agar keprofesionalan para guru honorer dihargai.
"Demi martabat kemanusiaan dan menghargai keprofesionalan para tenaga honorer, kami mendesak Bapak Presiden Susilo Bambang Yudhoyono untuk segera mengangkat honorer menjadi pegawai negeri sipil yang terhitung bagi mereka yang masa kerjanya 20 Agustus 2012 ke bawah. Pengangkatan seratus persen berdasarkan usia kritis dan masa kerjanya tanpa tes," katanya menegaskan.
Dia mengatakan, para honorer upahnya masih memprihatinkan, terlebih banyak dari mereka yang masa pengabdiannya 9-29 tahun. "Upah guru honorer saja masih di bawah upah buruh sekalipun," katanya.
Menurutnya, terdapat sejumlah peraturan yang menjadi rujukan tuntutannya. Seperti UU Guru dan Dosen Nomor 14 Tahun 2005 Pasal 14 ayat 1 huruf a yang berbunyi, "Dalam melaksanakan tugas keprofesionalan guru berhak memperoleh di atas kebutuhan hidup minimum dan jaminan kesejahteraan sosial."