REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA-- Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Hatta Rajasa membenarkan adanya pergeseran investasi dari industri padat karya ke industri padat modal beberapa tahun ini. Menurut Hatta, pergeseran ini harus disikapi dengan hati-hati.
"Fenomena pergeseran ini tidak boleh mengakibatkan penyerapan tenaga kerja berkurang," ujar Hatta kepada wartawan seusai memimpin rapat koordinasi percepatan proyek pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) berkapasitas 2x1.000 Megawatt di Kabupaten Batang, Jawa Tengah, di kantornya, Jumat (25/4).
Kemarin, Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) mengumumkan realisasi investasi pada triwulan I 2014 sebesar Rp 106,6 triliun. Perinciannya realisasi penanaman modal asing (PMA) Rp 72 triliun dan penanaman modal dalam negeri (PMDN) Rp 34,6 triliun.
Jika dibandingkan dengan realisasi investasi pada periode yang sama 2013, terjadi peningkatan investasi sebesar 14,6 persen. Perinciannya realisasi PMA meningkat 9,8 persen dan PMDN meningkat 25,9 persen. Walau realisasi investasi meningkat, namun demikian, penyerapan tenaga kerja mengalami penurunan.
Jika pada triwulan I 2013, jumlah tenaga kerja yang terserap sebesar 361.924 orang (PMA: 213.403 orang, PMDN: 148.521 orang), maka pada triwulan I 2014, jumlah tenaga kerja yang terserap sebesar 260.156 orang (PMA: 192.459 orang, PMDN: 67.697 orang).
Hatta, yang juga Ketua Umum Partai Amanat Nasional ini, menjelaskan, industri padat karya masih diperlukan untuk penciptaan tenaga kerja. Namun demikian, industri padat karya, terutama industri primer seperti pertanian, harus didorong hilirisasinya.
"Sehingga dari sisi hulu menyerap tenaga kerja yang banyak, di sisi hilir, industri olahan yang menyerap tenaga kerja berbasis padat modal. Ini yang harus kita padukan," kata Hatta.
Lebih lanjut, Hatta mengatakan, investasi yang membebani bahan baku dan bahan penolong dari impor, harus dihindari. "Maka saya katakan, strategi kita mendorong investor berinvestasi di industri-industri berbasis sumber daya alam baik yang terbarukan maupun tidak."