Rabu 23 Apr 2014 06:28 WIB

Hadapi Lonjakan Harga, Mentan Minta Warga Tanam Cabai di Pekarangan

Rep: Meiliani Fauziah/ Red: Hazliansyah
Pedagang menata cabai rawit merah di pasar induk Kramat Jati, Jakarta, Selasa (18/2).
Foto: Republika/Prayogi
Pedagang menata cabai rawit merah di pasar induk Kramat Jati, Jakarta, Selasa (18/2).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Musim penghujan membuat separuh produksi cabai mati akibat tergenang dan hama penyakit. Kondisi ini umumnya terjadi pada bulan Januari hingga Maret. 

Selain itu, distribusi cabai juga tersendat akibat buruknya transportasi. Hal ini kerap memicu harga cabai menjadi mahal. 

Untuk itu Menteri Pertanian (Mentan) Suswono berharap setiap rumah tangga menanam cabai di pekarangan untuk mengantisipasi lonjakan harga cabai. Cabai terutama jenis rawit merah berkontribusi dalam inflasi dalam tiga tahun terakhir. 

Dari sisi produksi, produksi cabai nasional dinyatakan cukup untuk memenuhi kebutuhan nasional. 

Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat produksi cabai nasional mencapai 1,72 juta ton, melampaui target produksi cabai nasional sebesar 1,47 juta ton.

Adapun komposisi produksi terdiri dari 1,03 juta ton cabai keriting dan cabai besar. Lalu 689 ton cabai rawit hijau dan cabe rawit merah. 

"Produksi cabai nasional dibanding konsumsi terdapat surplus sebesar 15 persen," ujar Mentan dalam siaran pers yang diterima Republika, Rabu (23/4). 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement