Senin 21 Apr 2014 18:11 WIB

JIS Libatkan Tiga Kedutaan untuk Audit Keamanan

Sekolah Jakarta International School (JIS)
Foto: A.ANTARA FOTO/Reno Esnir/ss/ama/14.
Sekolah Jakarta International School (JIS)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pihak Sekolah Jakarta International School melibatkan tiga kedutaan besar Amerika Serikat, Australia, dan Inggris sebagai upaya mengaudit sistem keamanan setelah terjadi kekerasan seksual terhadap AK (6) di toilet sekolah tersebut.

"Keputusan untuk melibatkan tiga kedutaan besar tersebut diambil oleh Dewan Pengawas sebagai bentuk upaya audit sistem keamanan yang ada saat ini dan bagaimana memperbaiki dan meningkatkan sistem keamanan tersebut bagi kepentingan seluruh siswa," kata Juru Bicara JIS Daniarti Wusono lewat surel kepada Antara, Senin.

Daniarti mengklaim pihak JIS telah berkomitmen mendukung upaya penyelidikan yang dilakukan pihak kepolisian sejak awal. Namun, JIS juga melakukan penyelidikan internal dan senantiasa memberikan informasi terbaru dari hasil penyelidikan tersebut setiap harinya kepada pihak kepolisian.

"Kami telah menyerahkan laporan hasil penyelidikan kami kepada mereka. Kami juga telah memberikan kemudahan untuk masuk ke dalam area sekolah dan menunjuk wakil kepala keamanan sekolah untuk membantu mereka. Kami juga turut membantu dalam upaya penangkapan pelaku yang adalah karyawan dari ISS, sebuah perusahaan outsorcing setelah mereka dapat diidentifikasi," jelasnya.

Daniarti menambahkan pihak JIS belum menerima keputusan dari pihak Kemendiknas terkait penutupan sekolah.

Menurutnya, pihak JIS tengah mengupayakan kelengkapan administrasi terkait perizinan sekolah TK tersebut yang setelah kasus ini terungkap diketahui bahwa belum memegang izin.

"Kami terus melakukan koordinasi dan bekerja sama sepenuhnya dengan pihak Kementerian terkait perizinan sekolah," katanya.

Daniarti mengatakan JIS telah melakukan beberapa langkah untuk meningkatkan keamanan seluruh siswa di sekolah antara lain memasang kamera CCTV dekat pintu masuk toilet, mengubah ketinggian pintu untuk meningkatkan visibilitas anak-anak ketika sedang menggunakan toilet dan terus melakukan upaya perbaikan untuk area ini.

Selain itu, tambahnya, pihak pembina dan manajemen sekolah telah melakukan kunjungan ke setiap kelas dan menginformasikan kepada seluruh siswa untuk selalu berhati-hati dan apa yang harus mereka lakukan ketika mereka merasa tidak aman.

"Kami telah merampungkan pedoman dan protokol bagi siswa jika mereka keluar dari kelas dan ingin pergi ke kamar mandi serta pedoman bagi guru yang akan melakukan pengawasan. Kami juga akan melakukan audit independen terhadap sistem keamanan di seluruh sekolah untuk memastikan kejadian ini tidak terjadi lagi," kata Daniarti.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement