Ahad 20 Apr 2014 22:57 WIB

Pengamat: Ada Peluang Koalisi Partai Islam Plus

Rep: Irfan Fitrat/ Red: Citra Listya Rini
Partai politik / ilustrasi
Foto: tst
Partai politik / ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wacana koalisi partai berbasis Islam masih terus berkembang. Belakangan ini terjadi pertemuan di Cikini, Jakarta, antara berbagai organisasi masyarakat dan partai berbasis massa Islam. Dalam pertemuan itu, muncul istilah koalisi 'Indonesia Raya'.

Pengamat politik Firman Noor menyatakan, secara idealisme partai berbasis massa Islam tidak menutup kemungkinan untuk bersatu membuat koalisi. Namun, melihat kondisinya, ia mengatakan, partai nasionalis akan tetap menjadi pemimpinnya.

"Tapi isinya kebanyakan partai berbasis (massa) Islam," kata Firman saat dihubungi Republika, Ahad (20/4).

Sementara pengamat politik Ikrar Nusa Bakti menilai masih sangat sulit peluang terbentuknya koalisi partai berbasis massa Islam. Apalagi, ia melihat, sudah ada partai yang lebih terbuka untuk bergabung dengan partai nasionalis terlebih dahulu.

"Kalau sudah begitu lalu bagaimana dengan nasib koalisi Indonesia Raya," ujar Ikrar.

Ikrar mengatakan, akan bagus ketika memang terbentuk koalisi partai berbasis massa Islam. Sehingga, menurut dia, koalisi ini juga akan diperhitungkan di parlemen. Namun, ia menilai, kondisi itu masih sulit terjadi karena ada 'ketidaknyamanan' antarpartai berbasis massa Islam.

Dengan situasi seperti ini, Ikrar mengatakan partai berbasis massa Islam masih dalam posisi mendukung calon presiden dari partai lain alias partai pendukung. "Leading party dengan menjadi supporting party itu berbeda," kata dia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement