REPUBLIKA.CO.ID, JAYAPURA -- Kepolisian daerah Papua menduga kreator serangkaian aksi penembakan di Skouw-Wutung perbatasan RI-PNG, Distrik Muara Tami, Kota Jayapura beberapa waktu belakangan ini dilakukan oleh Mathias Wenda dan kawan-kawan.
"Kita perkirakan penembakan itu dari kelompok Mathias Wenda. Jadi kelompok Mathias Wenda kita klarifikasikan sebagai KKB yang selama ini meresahkan masyarakat perbatasan," kata Kabid Humas Polda Papua Kombes Pol Sulitsyo Pudjo kepada pers di Jayapura, Kamis.
Menurut dia, penyebab ditutupnya pos lintas batas RI-PNG juga karena imbas dari aksi penembakan KKB Mathias Wenda. "Dan yang menjadi penyebab salah satunya ditutupnya pos lintas batas di Skouw-Wutung, karena mereka (KKB Mathias Wenda,red) mengganggu upaya-upaya kemajuan kegiatan perekonomian masyarakat PNG dan Indonesia di pos lintas batas," katanya.
Kepolisian, kata Kombes Pol Sulistyo tetap melakukan pengejaran terhadap KKB Mathias Wenda. "Polisi akan terus mengejar. Kelompok ini pasti akan terus mengganggu, kita cari formula-formula yang tepat bagaimana menyelesaikan masalah ini," katanya.
Ketika disinggung apakah penembakan Kamis pagi sekitar pukul 05.30 Wit ke pos keamanan di batas RI-PNG oleh KKB Mathias Wenda memakan korban, Kabid Humas sampaikan tidak ada. "Korban jiwa tadi pagi tidak ada. Tetapi penembakan yang kemarin, korban penembakan yang menimpa saudara Herry, hari ini pada 12.00 Wit telah dipanggil Yang Maha Kuasa (meninggal,red), karena disebabkan luka yang cukup parah dan menembus tulang pangkal lengan kanan," katanya.
"Kemungkinan besar yang bersangkutan (Herry,red) alami shock, dalam arti kondisi fisiknya tidak mampu menahan sakit dan kehilangan darah yang cukup banyak. Kita juga coba tranfusi darah yang cukup banyak tapi Tuhan berkehendak untuk memanggil yang bersangkutan. Semoga amal bhakti saudara Herry diterima di sisiNya," lanjutnya.
Dan tindakan kepolisian, kata Kombes Pol Sulistyo, akan terus mencari tahu siapa yang bertanggung jawab dalam melakukan penembakan itu. "Tentu saja ini tindakan kriminal, kita akan cari siapa yang bertanggungjawab atas tindakan itu, yang tertinggi adalah Mathias Wenda. Dan kami cari siapa operator di lapangan, yang kita upayakan untuk identifikasi pelaku ini," tutupnya.