REPUBLIKA.CO.ID, Sebagian besar masalah kesehatan pekerja perempuan di Indonesia adalah anemia. Hal tersebut merupakan hasil survei dasar yang dilakukan Project Hope, sebuah lembaga swadaya masyarakat dalam bidang layananan kesehatan dengan Yayasan Kusuma Bangsa (YKB).
Country Director Project Hope Indonesia (PHI), dr Nasaruddin Sheldon, MD, berdasarkan survei yang dilakukan pada pekerja perempuan pada empat pabrik (tiga pabrik di Subang dan satu pabrik di Bekasi), menunjukkan bahwa 39 persen atau hampir 40 persen dari 365 responden mengalami anemia.
"Saat dilakukan pemeriksaan anemia, kadar hemoglobin (hb) mereka masuk dalam golongan anemia," jelas Nasaruddin dalam acara Konferensi Pers MSD for mothers, di Jakarta, Kamis (17/4).
Selain itu, 22 persen pekerja perempuan itu mempunyai kadar hb sedikit diatas normal yang berisiko menjadi anemia. Terutama saat perempuan mengalami menstruasi, mereka kemungkinan akan mengalami anemia. Menurutnya, kondisi ini dapat berpengaruh negatif pada fungsi tubuh dan menurunkan produktivitas pekerja.
Berdasarkan pedoman Gerakan Pekerja Perempuan Sehat Produktif (GP2SP) yang diterbitkan Kementerian Kesehatan, akibat anemia pekerja akan mengalami kehilangan 6,5 jam kerja per minggu. Mereka juga akan mengalami penurunan produktivitas sebanyak 10 persen.