Rabu 16 Apr 2014 12:17 WIB

Hatta Tak Setuju Istilah Poros Tengah

Rep: Esthi Maharani/ Red: Bilal Ramadhan
  Menteri Koordinator Perekonomian Hatta Rajasa, bersama istri Oktiniwati Ulfa Dariah Rajasa mencoblos di Desa Jejawi, Kecamatan Jejawi, Kabupaten Ogan Komering Ilir (OKI), Rabu (9/4). (Republika/Maspril Aries)
Menteri Koordinator Perekonomian Hatta Rajasa, bersama istri Oktiniwati Ulfa Dariah Rajasa mencoblos di Desa Jejawi, Kecamatan Jejawi, Kabupaten Ogan Komering Ilir (OKI), Rabu (9/4). (Republika/Maspril Aries)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA– Ketua Umum PAN, Hatta Rajasa tak setuju dengan penggunaan istilah poros tengah. Menurutnya, istilah poros tengah digunakan di masa lalu yang kondisinya sudah sangat berbeda dengan saat ini sehingga sudah tidak relevan lagi digunakan saat ini.

“Dulu, presiden dipilih MPR. Kalau sekarang ini, kalau istilahnya, kalau kerja sama bisa sejalan tetap jangan ada istilah poros tengah, pinggir, depan, belakang. Semuanya poros,” katanya saat ditemui di kantor wakil presiden, Rabu (16/4).

Ia mempertanyakan kembali maksud dari istilah poros tengah. Jika poros tengah sama konteksnya seperti di masa lalu, maka penggunaan istilah tersebut sudah tidak lagi relevan. Menurutnya, partai-partai bisa saja bergabung, tetapi tidak dalam konteks atau istilah poros tengah seperti masa lalu.

“Apa mungkin partai-partai itu bergabung, katakanlah kekuatan baru, bisa saja terjadi. Semua serba mungkin dalam politik,” katanya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement