REPUBLIKA.CO.ID, AMBON -- Pemadaman listrik oleh PT. PLN (Persero) Ranting Saparua, Kabupaten Maluku Tengah, meresahkan masyarakat di pulau itu selama lebih dari sepekan terakhir ini.
Salah seorang warga desa Kulur, Jusuf Kaplale, di Saparua, Minggu, mengatakan, pemadaman listrik yang tidak didahului pemberitahuan itu memengaruhi aktivitas masyarakat di pulau Saparua.
"Bayangkan listrik padam dari pagi hingga petang, selanjutnya petang hingga pagi sehingga pasti mengganggu kelancaran pelayanan pemerintahan, pembangunan dan pelayanan sosial," ujarnya.
Dia merujuk listrik yang padam menjelang Sholat Magrib itu itu meresahkan umat Islam karena mengganggu persiapan umat menunaikan kewajiban lima waktu.
"Beta (saya) tidak bermaksud mendiskreditkan PT. PLN dengan alasan Sholat Magrib. Namun, keputusan pemadaman listrik yang tidak beraturan itu hendaknya tidak terjadi karena praktik ini telah berlangsung lebih dari sepekan tanpa ada pemberitahuan kepada para pelanggan," tegasnya.
Kondisi ini juga meresahkan umat Kristen di desa Paperu yang saat ibadah Minggu tiba- tiba listrik padam.
"keterlaluan memang kok ibadah Minggu bertepatan dengan sakramen peneguhan Sidi (pengakuan kedewasaan iman) umat Kristen tiba - tiba listrik padam sehingga liturgi ibadah terganggu," ujar warga desa Paperu, Agus Latumhina.
Karena itu, warga di pulau Sapatua mendesak PT. PLN (Persero) Ranting setempat agar menjelaskan kepada para pelanggan alasan pemadaman yang terkesan sepihak tersebut.
"Akibatnya sejumlah barang elektronik masyarakat seperti kulkas rusak sehingga harus diperbaiki dan ini membutuhkan biaya," kata Agus.
Sekiranya ada gangguan mesin hendaknya itu disosialisasikan kepada para pelanggan agar tidak resah berkepanjangan karena harus membeli bensin untuk mengoperasikan genset.
"Rasanya perlu ditempuh pemadaman listrik secara bergilir dan itu diumumkan dengan memberikan pengumuman kepada masyarakat," ujarnya.
PT. PLN (Persero) Ranting Saparua juga hendaknya tidak memadamkan listrik saat menjelang Sholat Magrib mau pun ibadah Minggu agar masyarakat dapat beribadah dengan tenang.