REPUBLIKA.CO.ID, LEBAK-- Dinas Kesehatan Kabupaten Lebak, Banten, mewaspadai penyebaran penyakit demam berdarah dengue selama cuaca ekstrem yang terkadang hujan juga terkadang kemarau karena berpotensi berkembangbiaknya nyamuk aedes aegypti.
"Kami mengintruksikan kepada 44 pusat kesehatan masyarakat (puskesmas) dapat mengantisipasi penyebaran penyakit demam berdarah dengue (DBD)," kata Kepala Bidang Pemberantasan Penyakit Menular Dinas Kesehatan Kabupaten (Dinkes) Kabupaten Lebak dr. Firman di Rangkasbitung, Sabtu.
Ia mengimbau masyarakat untuk melakukan kebersihan lingkungan guna memutuskan mata rantai penyebaran DBD. Sebab, gerakan kebersihan lingkungan dapat mematikan jentik-jentik nyamuk aedes aegypti.
Saat ini, kata dia, cuaca ekstrem yang terkadang hujan juga terkadang kemarau menimbulkan berkembangbiaknya nyamuk DBD yang bisa menimbulkan kematian bagi penderitanya. Untuk mengantisipasi penyakit tersebut perlu ditingkatkan gerakan gerakan 3 M (mengubur, menguras, menutup) dan pemberian abatesasi.
Selain itu, kata dia, juga pemberantasan sarang nyamuk (PSN) karena curah hujan masih terjadi hingga Mei 2014. Gerakan tersebut dinilai sangat efektif untuk memutuskan mata rantai penyebaran DBD. "Kami yakin gerakan kebersihan lingkungan melalui 3 M dan PSN bisa mematikan jentik-jentik nyamuk DBD," katanya.
Ia juga mengatakan bahwa gerakan 3 M itu, yakni menguras penampungan air/bak mandi, menutup rapat-rapat tempat penampungan air, dan mengubur barang-barang bekas yang dapat menampung air hujan secara teratur.
Di samping itu, mengenakan kelambu, menggunakan obat nyamuk, menutup lubang potongan bambu, dan menyebar abate di kamar mandi. "Kami terus mendorong masyarakat agar berpartisipasi untuk mengantisipasi sebaran DBD," katanya.
Menurut dia, jumlah penderita DBD di Kabupaten Lebak selama Januari--Maret 2014 tercatat 35 orang dan belum ada kasus kejadian luar biasa (KLB). Petugas terus melakukan penyuluhan dan pengasapan di daerah endemik DBD.
Kendati demikian, pihaknya akan bergerak cepat jika ada penemuan DBD untuk dilakukan penelitian epidemiologi oleh petugas kesehatan. "Bila positif terjangkit DBD tentu kami akan melakukan pengasapan," katanya.
Kepala Puskesmas Cibeber, Kabupaten Lebak, dr. Erwan mengaku pihaknya hingga kini terus melakukan kegiatan penyuluhan kesehatan di sejumlah desa. Kegiatan penyuluhan itu bentuk pencegahan terhadap penyebaran penyakit yang mematikan itu, terlebih saat ini cuaca ekstrem.
"Kami tidak henti-hentinya memberikan sosialisasi prilaku hidup ebrsih dan sehat (PHBS) kepada masyarakat untuk mencegah penyakit menular, seperti DBD itu," katanya.