Sabtu 12 Apr 2014 19:15 WIB

Ical Harus Segera Selesaikan Polemik Internal

Rep: Muhammad Akbar Wijaya/ Red: Didi Purwadi
 Ketua Umum Partai Golkar Aburizal Bakrie menggunakan hak pilih di TPS 32, Menteng, Jakarta Pusat, Rabu (9/4).  (Republika/ Wihdan)
Ketua Umum Partai Golkar Aburizal Bakrie menggunakan hak pilih di TPS 32, Menteng, Jakarta Pusat, Rabu (9/4). (Republika/ Wihdan)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Polemik internal Partai Golkar soal pencapresan Aburizal Bakrie (Ical) justru memposisikan Ical sebagai kartu kunci koalisi pemilu presiden 2014. Pasalnya, masing-masing partai memperhitungkan sikap politik Golkar sebagai pemenang kedua pemilu legislatif 2014.

"Ical menjadi kunci pilpres mendatang," kata Direktur Riset Jaringan Suara Indonesia (JSI), Eka Kusmayadi, di bilangan Kalibata, Jakarta Selatan, Sabtu (12/4).

Dari hitung cepat JSI, pilpres 2014 hanya akan diikuti tiga pasangan capres-cawapres. Ini karena perolehan suara partai relatif merata. "Pilpres akan diikuti Jokowi, Prabowo, dan Ical," ujar Eka.

Eka menyatakan Ical harus segera menyelesaikan polemik di internal Golkar. Hal ini agar Ical bisa segera mendapat cawapres yang memiliki basis massa jelas.

"Beberapa sosok yang dapat mendorong ARB menjadi cawapres diantaranya Dahlan Iskan dan Mahfud MD," kata Eka.

Jokowi menjadi figur yang paling popular dan mempunyai elektabilitas tinggi dibanding Ical dan Prabowo. Kekurangan Jokowi hanya belum terlalu memahami ekonomi makro nasional, pemerintahan secara nasional dan sikap yang terlalu egaliter.

Sosok cawapres yang bisa melengkapi Jokowi diantaranya Jusuf Kalla, Hatta Rajasa. "Sosok ini bisalah untuk mengimbangi gaya Jokowi yang sangat egaliter," ujar Eka.

Untuk menjaga stabilitas pemerintahan, PDIP bisa menjalin koalisi dengan partai tengah. "Partai yang nampaknya cocok diantaranya Nasdem, PKB dan partai tengah lainnya," kata Eka.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement