REPUBLIKA.CO.ID, DENPASAR -- Gubernur Bali, Made Mangku Pastika, mendorong masyarakat di Pulau Dewata untuk berani menolak keberadaan beberapa tempat yang didiuga menjadi "lokalisasi" dan kafe-kafe remang-remang sebagai salah satu upaya efektif menanggulangi penyebaran HIV/AIDS.
"Sejauh ini persoalan HIV/AIDS memang belum bisa ditanggulangi dengan penuh sehingga harus dicari terus jalan keluarnya" katanya usai menyampaikan Laporan Keterangan Pertanggungjawaban (LKPJ) Pemprov Bali Tahun 2013 di DPRD Bali, di Denpasar, Jumat.
Menurut dia, permasalahan HIV/AIDS di Bali tidak bisa semata-mata dikaitkan karena Pulau Dewata merupakan daerah pariwisata, namun diperlukan kesadaran dari masyarakat. Karena sebenarnya semua sudah tahu penularannya lewat kontak seksual, jadi sebaiknya dihindari.
Mantan Kapolda Bali itu berpandangan untuk menutup lokalisasi maupun kafe remang-remang itu bukan perkara mudah karena sesungguhnya operasional mereka tidak ada yang resmi, jadi kembali pada kesadaran yang punya tempat dan pelaku.
"Problemnya kesadaran itu ada pada diri kita. Seharusnya masyarakat di situ harus berani menolak karena pastinya mereka tahu keberadaannya, ya tolak dan usir ramai-ramai. Laki-laki yang baik juga jangan ke situ," kata Pastika.