Jumat 11 Apr 2014 10:01 WIB

Armada Kebersihan Minim, Sampah Menumpuk di Bekasi

Rep: c66/ Red: Bilal Ramadhan
Seorang pengguna jalan melintasi sampah yang berserakan di bahu Jalan Matraman Raya, Jakarta Timur, Rabu (26/2).    (foto: Raisan Al Farisi)
Seorang pengguna jalan melintasi sampah yang berserakan di bahu Jalan Matraman Raya, Jakarta Timur, Rabu (26/2). (foto: Raisan Al Farisi)

REPUBLIKA.CO.ID, BEKASI-- Penumpukan sampah terlihat di Pasar Baru Kota Bekasi pada Jumat (11/4) pagi ini. Sampah yang berbau sangat busuk di Pasar Baru Kota Bekasi  ini diketahui telah dua minggu mengalami penumpukan. Hal ini disebut oleh sejumlah pedagang karena truk pengangkut sampah tidak datang dua kali dalam sehari seperti biasanya.

Para pedagang mengeluhkan penumpukan sampah ini berdampak buruk bagi kesehatan dan barang dagangannya. Para pedagang mengatakan sejak penumpukan sampah terjadi dua minggu belakangan kondisi pasar tidak sehat, hal ini ditandai dengan banyaknya lalat hijau yang makin sering berdatangan.

Pedagang harus sangat berhati-hati dalam menjaga dagangannya seperti sayur dan daging mentah agar tidak dihinggapi oleh lalat yang menjadi sumber penyakit ini. Kondisi pasar yang tidak sehat sejak adanya penumpukan sampah dalam dua minggu terakhir diakui pedagang membuat jumlah pembeli yang datang berkurang.

Hal ini menurut para pedagang, karena pembeli tidak nyaman dengan bau menyengat yang ada sejak sampah menumpuk dan membusuk. "Banyak yang gak dateng kayak biasanya, kalo gak mereka dateng tapi bentar aja," ujar Munarsih (41), salah satu pedagang sayur mayur di Pasar Baru Kota Bekasi.

Para pedagang mengaku kecewa dengan petugas kebersihan yang dinilai lambat dalam mengangkut sampah-sampah di Pasar Baru Kota Bekasi. Pasalnya, mereka telah membayar secara rutin uang kebersihan per harinya. "Sampe sekarang numpuk, saya tetep bayar Rp 5000 per hari buat uang kebersihan," ujar Badria (43) salah satu pedagang daging di Pasar Baru Kota Bekasi.

Menanggapi persoalan ini, UPTD  Kebersihan Bekasi Timur menyebutkan jika hal ini terjadi karena banyak armada pengangkut sampah yang mengalami kerusakan. Selain itu, jumlah truk sampah yang ada di Kota Bekasi hanya berjumlah 14 unit. "Jumlah truk sampah yang ada saat ini tidak bisa menanggulangi produksi sampah yang besar," ujar Zuabidi, Kepala UPTD Kebersihan Bekasi Timur pada Jumat (11/4).

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement