REPUBLIKA.CO.ID, PEKANBARU -- Ratusan guru bantu yang mengajar di Kota Pekanbaru, Riau, mengeluh karena belum menerima gaji dan tunjangan transportasi selama empat bulan. "Anggota kami banyak yang menderita karena mereka butuh untuk hidup," kata Ketua Persatuan Guru Bantu Cabang Pekanbaru Nyoman Kresnawati di Pekanbaru, Kamis (10/4).
Dia mengatakan ada sekitar 600 guru bantu yang belum menerima gaji tersebut yang biasanya lancar setiap bulan tanpa kendala. Menurut dia, keterlambatan gaji guru bantu itu karena APBD Provinsi Riau lambat disahkan DPRD setempat.
Namun gaji guru bantu tersebut berasal dari APBD Provinsi Riau dan tunjangan transportasi dibayarkan melalui Pemkot Pekanbaru. Padahal Gubernur Riau, Annas Maamun pekan lalu mengatakan aparat terkait segera membayar gaji guru bantu.
"Tapi kenyataan hingga saat ini anggota kami belum ada yang menerima, kebanyakan mereka menjerit karena kesulitan keuangan," katanya.
Nyoman menambahkan dirinya banyak menerima laporan bahwa akibat belum gajian, maka ada diantaranya yang memiliki utang. Dia mengatakan ada juga guru bantu yang diusir pemilik kontrakan dan sekarang terpaksa tinggal di rumah keluarga.
Sementara itu, Sekretaris Komisi III DPRD Kota Pekanbaru, Ade Hartati mengatakan seharusnya Pemkot Pekanbaru mencarikan jalan keluar terbaik menyangkut gaji guru itu. Ade mengatakan pemerintah daerah harus mempunyai sikap yang berpihak kepada guru karena mereka sebagai pendidik, dan jangan menelantarkan gaji mereka yang sudah mengabdi demi mencerdaskan bangsa.