REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA-- Lembaga survei Jaringan Suara Indonesia (JSI) yang menjadi mitra hitung cepat (quick count) PDIP menyatakan kemenangan PDIP tidak terpengaruh efek Jokowi. "Jokowi tidak mampu meningkatkan elektabilitas partai di Pemilu Legislatif 2014," kata Wakil Direktur JSI, Fajar S. Tamin dalam jumpa pers, Rabu (9/4).
Popularitas Jokowi tidak optimal mendongkrak elektabilitas PDIP. Hal ini karena menurut Fajar, masyarakat membedakan antara memilih figur presiden dengan memilih partai politik. Justru, imbuh Fajar, kemenangan PDIP dalam hitung cepat lebih disebabkan kinerja kader dan mesin partai di masyarakat.
Fajar mencontohkan dalam Pilkada Jawa Tengah, kemenangan PDIP lebih disebabkan soliditas mesin partai daripada efek popularitas Jokowi. Dalam konteks ini Fajar menekankan ketokohan figur tidak berpengaruh besar terhadap pilihan masyarakat.
"Misalnya di Jawa Tengah, kader di tingkat akar rumput bergerak sehingga meningkatkan suara partai secara signifikan bukan berdasarkan faktor ketokohan," katanya.
Sebelumnya PDIP diperkirakan gagal mencapai target perolehan suara yang sudah mereka tetapkan di pemilu legislatif 2014. Berdasarkan hitung cepat (quick count) internal yang dilakukan Badan Pemenangan Pemilu PDIP bekerjasama dengan Jaringan Suara Indonesia (JSI), PDIP hanya berhasil meraih suara 18,72 persen. Jauh dari target suara yang mereka canangkan saat Rapat Kerja Nasional (rakernas) ke-III yakni 27,2 persen.
Quick count PDIP dan JSI melibatkan 2000 TPS di seluruh daerah Indonesia. Data sementara yang sudah masuk hinggal pukul 18.04 WIB sudah mencapai 1519 TPS atau sekitar 75,95 persen. Diperkirakan data ini tidak akan jauh berbeda hingga seluruh data dari TPS masuk ke server quick count.
Di bawah PDIP ada Partai Golkar yang meraih 15,77 persen, diikuti Gerindra 11,58 persen, PKB 9,89 persen, Partai Demokrat 9,42 persen, PAN 7,74 persen, Nasdem 6,49 persen, PPP 6,34 persen, PKS 6,31 persen, Hanura 5,22 persen, PBB 1,52 persen, PKPI 1,03 persen.