Rabu 09 Apr 2014 19:40 WIB

Peluang Koalisi PDIP Lebih Terbuka Dengan PAN dan PKB

Rep: Erdy Nasrul/ Red: Bilal Ramadhan
  Para simpatisan Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) berkonvoi dengan sepeda motor saat kampanye perdana di depan Museum Kebangkitan Nasional, Jakarta, Ahad (16/3).(Republika/Aditya Pradana Putra)
Para simpatisan Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) berkonvoi dengan sepeda motor saat kampanye perdana di depan Museum Kebangkitan Nasional, Jakarta, Ahad (16/3).(Republika/Aditya Pradana Putra)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA-- PDI Perjuangan (PDIP) dinilai lebih pantas berkoalisi dengan PAN dan PKB. Dua parpol yang lahir dari ormas Islam itu dinilai sangat layak mendampingi PDIP membangun Indonesia lima tahun ke depan.

Pengamat Politik Universitas Padjajaran (Unpad), Muradi, menyatakan keterikatan historis - ideologis antar ketiganya sangat kuat sekali. PAN merepresentasikan basis massa Muhammadiyah. Sedangkan PKB memiliki akar rumput yang kuat dari kalangan NU. Meskipun ada PPP, PKB dinilai lebih dianggap sebagai 'anak yang disayang'.

Baik NU maupun Muhammadiyah, sama - sama berhubungan akrab dengan sumber ideologi PDIP, yaitu Bung Karno. Proklamator Kemerdekaan RI itu selalu meminta pendapat kepada kedua ormas itu terkait dengan keislaman.

Hubungan emosional ketiganya terjalin kuat, karena sama - sama berjuang memerdekakan Indonesia. "Saya kira sangat mungkin koalisi terbangun," jelas Muradi, saat dihubungi, Rabu (9/4).

Dia menyatakan PDIP saat ini sudah jauh lebih ideologis dibandingkan yang dulu. Kondisi ini membuat koalisi yang akan dibangun nantinya, tidak berdasarkan pragmatisme, tetapi ideologi. NU, Muhammadiyah, dan PDIP dengan Soekarnoismenya, akan menjadi sinergi yang kuat membangun bangsa ini.

Wasekjen PDIP, Eriko Sotarduga, menjelaskan pihaknya selalu berkomunikasi dan bersilaturahmi dengan banyak pihak, termasuk dengan kedua parpol tersebut. "Hanya mengenai kerja sama atau koalisi, pembicaraan secara khusus setelah pileg nanti," jelasnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement