Selasa 08 Apr 2014 13:31 WIB

SBY Minta Dana CSR Dialokasikan untuk Kesejahteraan Pekerja

Rep: Esthi Maharani/ Red: Mansyur Faqih
Susilo Bambang Yudhoyono
Foto: Republika/Aditya Pradana Putra
Susilo Bambang Yudhoyono

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) meminta agar anggaran program corporate social responsibility (CSR) yang ada di setiap perusahaan dialokasikan untuk kesejahteraan pekerja. Apalagi perusahaan yang berada dalam satu kawasan. 

"Ke depan, perlu dialokasikan dana CSR untuk kepentingan pekerja sehingga semua bisa kita bantu," katanya, Selasa (8/4). 

Hal itu disampaikan SBY pada saat meresmikan Rumah Sakit Umum Pekerja atau Buruh yang berlokasi di Jalan Jawa Blog F, PT KBN (Persero) Kawasan KBN Cakung, Jakarta Utara, Selasa (8/4). 

Itu merupakan RSU pertama yang diperuntukkan untuk para pekerja. Ide awalnya muncul pada 2012 untuk melengkapi fasilitas di kawasan industri dengan rumah sakit, angkutan umum, dan perumahan bagi para pekerja. 

Menurutnya, masih ada pekerjaan rumah di sektor pekerja dan buruh yang harus segera disukseskan. Pertama berkaitan dengan upah buruh yang layak. Kedua, jaminan kesehatan yang ditandai dengan adanya BPJS Kesehatan yang baru berjalan empat bulan, 

"Karena baru empat bulan, di sana sini masih ada kekurangan tapi pada umumnya sudah berjalan baik, termasuk upaya peningkatan insentif bagi para dokter dan tenaga medis," katanya. 

Ketiga, pembayaran pajak bagi pekerja berpenghasilan di bawah Rp 1,3 juta dibebaskan pemerintah. Alasannya, hal tersebut tidak adil karena penghasilan para pekerja itu terlalu rendah. 

Maka pajak dikenakan kepada para pekerja yang sudah berpenghasilan lebih dari Rp 2 juta. Keempat, akan terus dibangun fasilitas kesehatan, angkutan umum, dan perumahan bagi para pekerja terutama di kawasan industri. 

Kelima, ia berharap BPJS ketenagakerjaan bisa beroperasi tahun depan. Terakhir, ia juga mengharapkan dengan ditetapkan 1 Mei sebagai hari libur nasional, maka para pekerja bisa memanfaatkan hal tersebut untuk bersilaturahim antara pekerja dan pemerintah, serta antara pekerja dan perusahaan. 

"Satu hal, ke depan, ekonomi harus tumbuh. Bisnis tumbuh, ekonomi tumbuh sehingga pendapatan negara meningkat. Dengan itu bisa dilakukan pembangunan yang lebih baik," katanya. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement