REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR -- Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan mengingatkan agar Wali Kota Bogor Bima Arya dan Wakil Wali Kota Bogor Usmar Hariman keharmonisan dan kebersamaan hingga akhir masa jabatannya.
"Kentong dijorokeun itu maksudnya saling asah, saling asuh, jangan sampai ada perselisihan, tetap harmonis," kata Aher usai diwawancarai acara pelantikan di Gedung DPRD Kota Bogor, Senin.
Aher mengatakan Pemerintah Provinsi Jawa Barat mengapresiasi atas keberhasilan Indeks Pembangunan Masyarakat (IPM) di Kota Bogor yang sudah cukup bagus, kesehatan cukup bagus, dan daya beli cukup bagus.
Namun, lanjut Aher, tentu ada hal-hal yang menjadi bagian dari tugas berat yang akan dihadapi wali kota dan wakil wali kota baru yakni masalah perkotaan, penataan perkotaan, taman kota dan transportasi publik.
"Kota Bogor dikenal dengan kota sejuta angkot, tentu ini harus ada penguraian, penyelesaian," ujar Aher.
Demikian pula dengan permasalahan pedagang kaki lima, lanjut Aher, meski keberadaan PKL sebagai sektor informal dalam perekonomian harus disyukuri karena tidak memakai modal dari pemerintah dan modal bank sudah bisa berjalan.
"Akan tetapi, tentu pada saat yang bersamaan, jangan sampai sektor informal ini mengganggu kepentingan lainnya. Artinya perlu ditata, itu saja persoalan yang ada di Kota Bogor, penataan PKL, penataan taman, ruang terbuka hijau," ujar Aher.
Sebelumnya, dalam kata sambutan pelantikan wali kota dan wakil wali kota, Aher menyampaikan potret keberhasilan penyelenggaraan pemerintahan di bawah pimpinan Wali Kota dan Wakil Wali Kota Bogor sebelumnya yakni Diani Budiarto dan Achmat Ru'yat.
Aher menyebutkan, tingkat IPN Kota Bogor berada pada peringkat keempat tertinggi di Jawa Barat dan termasuk dalam kuadran satu pencapaian IPB kota dan kabupaten di lingkungan Jawa Barat.
Ia merincikan, kontribusi IPN dicapai dari indeks pendidikan yang telah mencapai 87,78 poin, indeks kesehatan 73,45 poin, serta indeks daya beli mencapai 67,17 poin.
Pencapaian indeks tersebut tidak terlepas dari rata-rata lama sekolah yg telah mencapai 9,81 tahun angka melek huruf 98,97 persen, angka harapan hidup telah mencapai 69,7 tahun, kemampuan daya beli masyarakat yang cukup meningkat.
"Seluruh capaian IPN Kota Bogor telah melampaui IPN rata-rata Provinsi Jawa Barat," kata Aher.
Capai positif lainnya, lanjut Aher, juga terlihat pada tingkat pengangguran dan kemiskinan penduduk di Kota Bogor. Pada tahu 2012 tingkat pengangguran di Kota Bogor berhasil diturunkan 9,3 persen, dan kemiskinan berhasil diturunkan 9,0 persen.
"Tugas wali kota dan wakil wali kota baru untuk menyempurnakannya, menjadi 100 persen sebisanya," ujar Aher.
Aher menambahkan, meski Kota Bogor telah menjadi salah satu kota otonomi yang maju dalam bidang infrastruktur, perekonomian dan sumber daya manusia. Namun, bukan berarti Kota Bogor tidak memiliki permasalahan pembangunan.
Empat permaslaahan yang disoroti adalah terdapat permasalahan pokok perkotaan, transporatsi, PKL dan sampah.
"Pemprov Jawa Barat mendorong Pemerintah Kota Bogor untuk mengatasi, mengurai dan menanggalangi semua permasalahan yang ada dengan penataan perkotaan, taman kota, relokasi PKL, penataan angkutan perkotaan serta pengolahan sampah yang berbasis lingkungan," ujar Aher.