REPUBLIKA.CO.ID, KLATEN-- Dewan Pimpinan Pusat (DPP) PDIP belum membahas kemungkinan berkoalisi dengan Partai Gerindra apabila PDIP berhasil memenangkan Pemilu Legislatif dan Pemilu Presiden (pileg dan pilpres) 2014.
"Belum ada pembicaraan (mengajak Gerindra berkoalisi," kata Wakil Sekretaris Jendral DPP PDIP, Eriko Sotarduga kepada wartawan di Klaten, Sabtu (5/4).
Eriko mengakui hubungan PDIP dan Gerindra memang sedikit renggang akhir-akhir ini. Namun dia membantah kerenggangan itu dimulai oleh pihak PDIP. Menurut Eriko PDIP selalu menilai Gerindra sebagai mitra politik yang baik. "Selama ini di DPR hubungan kami baik," ujarnya.
Sindiran dan manuver politik yang dilakukan Gerindra kepada PDIP dan Jokowi dinilai wajar oleh Eriko. Menurut Eriko sikap Gerindra terhadap PDIP merupakan konsekuensi atas kontestasi politik yang makin ketat menjelang pemilu. "Wajar kalau ada dinamika karena semua pihak mau mendapat dukungan," ujarnya.
Eriko menyatakan PDIP tidak ingin membangun koalisi yang bersifat transaksional. Menurutnya koalisi pemerintahan harus bisa memberi keuntungan bagi rakyat. Untuk itu, imbuh Eriko, PDIP menargetkan perolehan suara 20 persen di Pemilu Legislatif 2014. "Supaya bisa usung capres sendiri," katanya.
Sebelumnya lembaga survei Roy Morgan Research (RMR) menyatakan PDIP berpeluang memenangkan pileg dan pilpres 2014. Ini karena pencapresan Jokowi memberi dampak positif terhadap elektabilitas PDIP. Sebelum mencapreskan Jokowi, elektabilitas PDIP hanya 27 persen. Namun setelah mencapreska Jokowi pada 14 Maret 2014 elektabilitas partai naik 10 persen menjadi 37 persen.
Survei RMR dilakukan terhadap 2.300 responden calon pemilih di seluruh Indonesia dengan metode wawancara tatap muka di 34 provinsi. Margin error survei RMR sekitar 1 persen dengan tingkat kepercayaan 95 persen.