Jumat 04 Apr 2014 06:31 WIB

Sumsel Bangun Kebun Raya Tanaman Obat-obatan Rp 394,17 Miliar

Rep: Maspril Aries/ Red: Julkifli Marbun
Alex Noerdin
Foto: ROL/Fafa
Alex Noerdin

REPUBLIKA.CO.ID, PALEMBANG --- Pemerintah Provinsi Sumatera Selatan (Sumsel) akan membangun kebun raya tanaman obat-obatan yang pertama di Indonesia. Rencana tersebut disampaikan Kepala Badan Penelitian Pengembangan dan Inovasi Daerah (Balitbangnovda) Sumsel Ekowati Retnaningsih, Kamis (3/4).

 

Menurut Ekowati kebun raya di Sumsel tersebut akan mulai dibangun 2015 mendatang dan akan berbeda dengan kebun raya yang sudah ada di Indonesia. “Kebun raya ini lebih banyak akan diisi oleh jenis tanaman obatan khususnya yang hidup di berbagai daerah di Sumatera Selatan,” katanya.

 

Untuk merealisasikan kebun raya dengan luas sekitar 100 hektar tersebut menurut Kepala Balitbangnovda dibutuhkan biaya yang cukup besar. “Kita membutuhkan dana sebesar Rp394,17 miliar yang bersumber dari APBN sebesar Rp158,77 miliar dan APBD Sumsel Rp67,62 miliar. Kita juga akan melibatkan mitra seperti perusahaan swasta, perbankan dan juga BUMN untuk berpartisipasi. Dari para mitra kita harapkan bisa terkumpul Rp167,77 miliar,” ujarnya.

 

Ekowati Retnaningsih menjelaskan di antara mitra yang sudah menyatakan komitmennya akan membantu adalah BUMN PT Bukit Asam Tbk yang akan membangun zona B yaitu kantor pengelola dan pusat informasi pengunjung. Kemudian PT Pertamina membantu membangun rumah kaca tanaman koleksi, dan PT Sinar Mas Grup mengembangkan tanaman tematik koleksi tanaman obat-obatan.

 

“Bantuan dari perusahaan minyak dan gas seperti PT ConocoPhillips dan PT Medco akan dikoordinir oleh SKK Migas demikian juga dengan perusahaan perkebunan karet akan dikoordinir Gabungan Pengusaha Karet Indonesia atau Gapkindo yang akan memfasilitasi pembangunan perpustakaan,” kata Kepala Balitbangnovda Sumsel.

 

Pembangunan kebun raya yang terletak di Kecamatan Indralaya, Kabupaten Ogan Ilir (OI) tersebut akan dikembangkan menjadi pusat penelitian dan pendidikan, serta pariwisata. Pembangunan berikut fasilitas pendukung menurut Ekowati membutuhkan waktu sekitar tiga tahun dan diharapkan pada 2017 sudah selesai dan diresmikan,” ujarnya.

 

Selain itu, pembangunan kebun raya yang diilhami kebun raya di Guangxi, Tiongkok tersebut juga melibatkan LIPI (Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia). Lembaga ini sudah melakukan survei ke seluruh daerah di Sumsel untuk menghimpun jenis tanaman yang akan ditanam di kebun raya yang sebagian merupakan lahan basah dan sebagian kecil lahan kering.

 

Sementara itu, Gubernur Sumatera Selatan Alex Noerdin mengatakan untuk pengelolaan kebun raya tersebut ke depan membutuhkan sumber daya manusia yang memiliki inovasi dan kreativitas juga menguasai sektor pariwisata.

 

“Kita ingin kebun raya ini selain sebagai kawasan konservasi juga menjadi salah satu obyek wisata unggulan di Sumatera Selatan,” katanya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement