REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) akan meluncurkan Presidential Scholarship, Rabu (2/4). Itu merupakan program beasiswa dari pemerintah bagi warga negara Indonesia untuk menempuh jenjang pendidikan magister (S2) dan doktor (S3) di perguruan tinggi luar negeri.
Pendaftaran serta manajemen pengelolaan Presidential Scholarship akan dilakukan melalui Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP).
Sebelumnya, Direktur Perencanaan Usaha dan Pengembangan Dana LPDP, Mokhamad Mahdum menyebutkan, sebelum mendaftar, calon pelamar Presidential Scholarship harus telah diterima di perguruan tinggi luar negeri yang masuk peringkat 50 terbaik dunia. Mereka juga harus memiliki nilai TOEFL IBT minimal 94, atau nilai IELTS minimal 7.
Bagi pelamar program magister, maksimal berusia 35 tahun. Sedangkan pelamar program doktor maksimal berusia 40 tahun pada tanggal penutupan pendaftaran, yaitu 14 April 2014.
Bidang yang menjadi prioritas program studi dalam Presidential Scholarship adalah teknologi, energi, pangan, ekonomi, hukum, pertahanan, budaya, hubungan internasional, dan ekonomi kreatif. Tagetnya, ada 100 peserta per tahun.
Menurutnya, proses seleksi penerimaan beasiswa Presidential Scholarship akan berlangsung dalam tiga tahap. Yaitu administrasi, wawancara (termasuk di dalamnya leadership group discussion), dan pelatihan kepemimpinan selama 40 hari. Dalam proses seleksi, tim panelis dan tim juri yang akan melakukan penilaian.
"Tim panelis terdiri dari profesor-profesor dari Ditjen Dikti dan psikolog. Sedangkan tim juri terdiri dari perwakilan tentara, pemerintah, kaum profesional, dan tokoh masyarakat," jelas Mahdum.
Ia mengungkapkan, presiden akan terlibat minimal dua kali dalam kegiatan Presidential Scholarship. Pertama, saat pembukaan program pelatihan kepemimpinan.
Dalam pembukaan tersebut, presiden akan memberikan kuliah umum presiden (president lecture). Kedua, saat pelepasan para penerima beasiswa untuk berangkat ke kampusnya masing-masing di luar negeri.