REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA– Para pedagang Pasar Klender Jakarta Timur, mengeluhkan tumpukan sampah di jalan depan Pasar Klender. Karena gunungan sampah di jalan menuju Pulo Gadung tersebut, menebarkan bau tak sedap. Sehingga, para pedagang kuatir kehilangan konsumen karena bau tersebut, Rabu (2/4) pagi.
Keberadaan sampah yang menggunung di depan Pasar Klender ini, tidak hanya berasal dari sampah pasar itu sendiri. Namun, juga sumbangan dari sampah rumah tangga. "Tumpukan sampah itu, lebih banyak berasal dari warga, dari pada sampah pasar,” ujar Muridah (45 tahun), pedagang sayuran di Pasar Klender.
Muridah mengaku dirinya kuatir, bau busuk sampah dapat memicu keengganan pengunjung untuk berbelanja. Bagaimanpun juga bau sampah berpengaruh terhadap sayur-mayur yang dijualnya. Dia menjelaskan, sayuran yang ia jual ikut berbau busuk karena sampah tersebut.
Menurut Muridah, masyarakat yang membuang sampah tidak hanya berasal dari warga sekitar pasar saja. Melainkan warga dari Kelurahan Pondok Bambu, dan Kelurahan Rawamangun. Ibu dua anak ini juga menyesalkan banyak pengunjung yang mengira gundukan sampah itu hanya berasal dari pasar.
Hal yang sama juga dikeluhkan oleh pengunjung pasar. Nur Fajriah (28) warga Pulogadung tersebut mengatakan, bau tak sedap yang ditimbulkan dari sampah sayuran yang membusuk, cukup menggangu aktivitasnya berbelanja.
Ia menyarankan agar pengelola Pasar Klender, membuat tempat sampah yang jauh dari pusat belanja. Sebab, pembeli seperti dirinya akan beralih ke Supermarket yang lebih nyaman dari pada Pasar Tradisional. “Pasar itu kan tempat berbelanja terutama makanan, jadi seharusnya baunya sedap, bukan busuk,” keluh Nur.
Agam Sudasmara (41) tukang ojek, menyatakan selain menebarkan bau busuk, tumpukan sampah itu juga menyebabkan tersendatnya lalu lintas di depan Pasar Klender. Kerena sampah sudah memenuhi badan jalan di depan pasar sehingga sulit dilewati kendaraan roda empat.
Agam memperikirakan, ditutupnya pembuangan sampah sementara yang tidak jauh dari pasar. Menyebabkan warga serta penguni pasar membuang sampah mereka di depan pasar. Agam berharap pemerintah memperhatikan masalah ini. “Seharusnya pemerintah lebih memfasilitasi TPS di pasar-pasar,” harap dia.
Padahal di sekitar tumpukan sampah itu, terdapat papan peringatan larangan membuang sampah di jalur tersebut. Namun, warga dan penghuni pasar tetap tidak menggubrisnya. Sehingga sampah kian menggunung dan menutupi badan jalan serta menebarkan bau busuk.