REPUBLIKA.CO.ID, PALEMBANG -- Ribuan hektar kebun karet rakyat di Sumatera Selatan (Sumsel) butuh peremajaan. Kepala Dinas Perkebunan Sumsel Fahrurrozi, Selasa (1/4) menjelaskan, untuk peremajaan tersebut dibutuhkan peran serta swasta dan swadaya masyarakat.
Menurut Fahrurrozi, untuk melakukan peremajaan karet di Sumatera Selatan, pemerintah daerah memiliki dana yang minim. Dari satu juta hektar lebih kebun karet yang ada di Sumsel, pemerintah hanya mampu melakukan peremajaan pada ribuan hektar saja.
“Pada 2014 peremajaan hanya untuk sekitar 2.500 hektare. Seharusnya setiap tahun kebun karet rakyat yang butuh peremajaan sekitar 40.000 batang karet. Untuk peremajaan selama ini pemerintah membantu dengan memberikan bibit karet,” katanya.
Oleh sebab itu, pemerintah provinsi melalui Dinas Perkebunan Sumsel mengajak keterlibatan swasta dan swadaya masyarakat. “Kita juga mengajak pemerintah kabupaten dan kota untuk mengalokasikan anggaran peremajaan perkebunan karet di daerah kabupaten dan kota, juga bantuan dari pemerintah pusat,” ujar Fahrurrozi.
Dengan usia pohon karet yang sudah tua, menurut Fahrurrozi akan berpengaruh pada produksi karet. Produksi pohon karet yang berusia tua tidak maksimal dan mudah rusak. Padahal selama ini karet merupakan komoditas ekspor yang menjadi andalan Sumsel.
Dari data Dinas Perkebunan, luas kebun karet di Sumatera Selatan mencapai 1,2 juta hektare. Dari luas tersebut sekitar 90 persen merupakan perkebunan karet milik rakyat, sisanya milik perusahaan perkebunan. Produksi karet Sumsel setiap tahun rata-rata 1,1 juta ton.
Sementara itu menurut Asisten Sekretaris Daerah bidang Ekonomi Keuangan dan Pembangunan Pemerintah Provinsi Sumsel Ruslan Bahri, komoditi karet merupakan unggulan dari sektor perkebunan dan selama ini produksi karet Sumsel mampu menyumbang devisa bagi negara dan juga membantu perekonomian rakyat Sumsel.