REPUBLIKA.CO.ID,YOGYAKARTA--Warga Dusun Mejing, Desa Ambarketawang, Gamping, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta terang-terangan menantang calon anggota legislatif untuk melakukan "serangan fajar" atau politik uang di wilayah tersebut.
"Kami warga dusun sepakat menyambut serangan fajar," kata Kepala Dusun Mjing Kidul, Gamping, Sleman Eko Suprapto, Selasa.
Kesepakatan warga menerima amplop dari para calon legeslatif ini juga ditunjukkan dengan memasang spanduk di wilayah dusun tersebut yang bertuliskan "Warga Kami masih terbuka menerima Serangan Fajar".
"Pemasangan spanduk tersebut karena rasa kecewa dengan para anggota dewan yang selama ini hanya mengumbar janji manis tanpa ada bukti nyata ke masyarakat. Ketika sudah duduk di kursi wakil rakyat tidak ingat lagi dengan janjinya," katanya.
Ia mengatakan, warga telah sepakat jika ada caleg yang akan melakukan aksi serangan fajar dengan memberi uang sebelum pencoblosan akan tetap diterima.
"Namun, untuk siapa yang akan dipilih itu merupakan hak masing-masing warga. Uangnya diterima, tapi untuk mencoblos yang memberi uang ya nanti dulu," katanya.
Eko mengatakan, saat ini warga sudah cerdas dalam menentukan siapa caleg yang akan dicoblos. Jaminan dicoblos bukan uang, namun kerja nyata dari para calon selama ini.
"Spanduk juga sebagai salah satu sarana pendidikan politik untuk masyarakat. Masyarakat sudah cerdas, mereka akan mengamati rekam jejak para caleg," katanya.
Ia mengatakan sebenarnya Dusun Mejing awalnya sepakat untuk bersih dari poster dan spanduk caleg maupun partai. Namun, banyak caleg yang mencuri-curi kesempatan memasang atributnya.
"Sebelumnya kami ingin menjadi desa bebas atribut kampanye, sebab selama ini mengganggu kenyamanan warga. Apalagi memasangnya kebanyakan sembarangan. Tapi ternyata mereka mencuri kesempatan dan memasang atribut di wilayah ini," katanya.