Selasa 01 Apr 2014 23:03 WIB

Warga Pekandangan Keluhkan Sampah di Saluran Irigasi

Rep: Lilis Handayani/ Red: Yudha Manggala P Putra
Tempat pembuangan sampah. Ilustrasi
Foto: voa
Tempat pembuangan sampah. Ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, INDRAMAYU – Warga di tiga rukun tetangga (RT) di Blok Manunggal, Desa Pekandangan, Kecamatan/Kabupaten Indramayu, mengeluhkan tumpukan sampah di saluran irigasi desa setempat. Sampah yang menggunung sejak sebulan terakhir itu menimbulkan bau yang sangat menyengat.

 

Berdasarkan pantauan Republika, Selasa (1/4), sampah-sampah itu menumpuk pada saluran irigasi yang terletak di pinggir jalan raya Desa Pekandangan, atau bejarak sekitar 200 meter dari lampu merah Simpang Lima. Sampah yang sebelumnya terbawa arus air dari desa-desa sebelumnya itu bahkan menutup saluran irigasi di lokasi tersebut.

 

Tumpukan sampah itupun menimbulkan aroma yang sangat busuk. Bahkan, busuknya aroma itu membuat siapapun merasa pusing dan mual hanya dalam hitungan kurang dari lima menit.

 

"Ketika melewati tempat itu, hanya dalam waktu tiga menit saya langsung merasa pusing dan mual. Tidak kuat baunya, busuk sekali,’’ ujar seorang warga yang melintasi tempat itu, Tomi Indra.  

 

Seorang warga setempat, Purnomo, menuturkan, keresahan itu dialami tiga RT, yakni RT 04, RT 19 dan RT 20 Blok Manunggal, sejak sebulan terakhir. Menurutnya, warga merasa tidak nyaman tinggal di rumahnya masing-masing karena bau sampah yang terbawa angin ke pemukiman mereka.

 

"Kami sudah melaporkan masalah ini kepada ketua RT, RW, hingga kepala desa. Tapi belum ada tindak lanjut,’’ kata Purnomo.

 

Selain mengganggu pernafasan warga, aroma busuk sampah juga telah mengundang banyak lalat. Bahkan, lalat-lalat tersebut akhirnya banyak hinggap ke rumah-rumah warga.

 

Sementara itu, Sekretaris Dinas PSDA dan Tamben Kabupaten Indramayu, Dikdik Sudikna, saat dikonfirmasi, mengakui bahwa kondisi saluran irigasi tersebut merupakan tanggung jawab instansinya. Namun, dia mengakui belum dapat mengangkut sampah dari saluran irigasi tersebut akibat minimnya anggaran.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement