Jumat 28 Mar 2014 21:12 WIB

KPK Sarankan Anas Laporkan Kejanggalan Audit Pilpres SBY

Rep: Irfan Fitrat/ Red: Joko Sadewo
  Mantan Ketua Umum Partai Demokrat Anas Urbaningrum menunjukkan laporan kampanye SBY saat tiba di Gedung Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Jakarta, Jumat (28/3). (Republika/Aditya Pradana Putra)
Mantan Ketua Umum Partai Demokrat Anas Urbaningrum menunjukkan laporan kampanye SBY saat tiba di Gedung Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Jakarta, Jumat (28/3). (Republika/Aditya Pradana Putra)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Anas Urbaningrum membawa data audit akuntan independen terkait dana kampanye Susilo Bambang Yudhoyono pada Pemilihan Presiden (pilpres) 2009, dalam pemeriksaan Jumat (28/3). Ia menyampaikan data itu saat pemeriksaan kepada penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).

Pada Jumat ini, Anas menjalani pemeriksaan sebagai tersangka dalam kasus dugaan penerimaan hadiah atau janji terkait proyek di Hambalang dan atau proyek-proyek lainnya.

Juru Bicara KPK Johan Budi mengonfirmasi penyampaian data audit itu. "Menurut penyidik, AU menyampaikan data yang menurut pengakuan AU sebagai data audit independen dana kampanye Pilpres SBY," ujar dia, Jumat.

Karena data merupakan hasil audit dana kampanye, menurut Johan, tidak terkait dengan kasus yang disangkakan kepada Anas. Dengan alasan ini, Johan menyarankan agar Anas atau pun pengacaranya melaporkan data tersebut ke bagian Pengaduan Masyarakat (Dumas) KPK. "Agar ditelaah lebih lanjut," kata dia.

Sebelum menjalani pemeriksaan, Anas sempat mengeluarkan data dari kantong plastik berwarna hitam dan menunjukkannya kepada awak media. Eks Ketua Umum Partai Demokrat itu mengatakan, sudah lama menerima data tersebut. "Ini saya terima kira-kira sepuluh bulan yang lalu," ujar dia.

Pada sampul data itu, tertulis "Laporan Akuntan Independen atas Penerapan Prosedur yang Disepakati Terhadap Laporan Penerimaan dan Penggunaan Dana Kampenye Pemilihan Umum Presiden dan Wakil Presiden 2009 Pasangan Calon Presiden dan Wakil Presiden Susilo Bambang Yudhoyono-Boediono serta Tim Kampanye Nasional".

Anas tidak menyebut siapa yang memberikan data tersebut. Akan tetapi, eks Ketua Fraksi Partai Demokrat di DPR RI itu mengaku telah mempelajarinya. "Ini ternyata benar bahwa ada kejanggalan, ada hal yang aneh, ada yang layak untuk diselidiki lebih jauh," kata dia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement