Kamis 27 Mar 2014 15:24 WIB

Migrant Care: Satinah Simbol Kegagalan Negara

Rep: Dyah Ratna Meta Novia/ Red: Nidia Zuraya
Executive Director of Migrant Care, Anis Hidayah (file photo)
Foto: Republika/Agung Supriyanto
Executive Director of Migrant Care, Anis Hidayah (file photo)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Direktur Eksekutif Migrant Care Anis Hidayah mengatakan, kasus Satinah merupakan simbol kegagalan negara dalam melindungi TKI dan TKW di luar negeri. Kalau pemerintah melakukan langkah-langkah penting. pemberian bantuan hukum, pemberian pendampingan juga pemberian bantuan diplomasi dilakukan pemerintah, maka diyat Satinah mungkin tidak tiba-tiba sebesar saat ini.

"Dalam banyak kasus kalau seseorang menghadapi hukuman, tapi pengacaranya bekerja dengan baik, maka hukuman bisa diringankan. Kasus Satinah ini bantuan hukum dan bantuan diplomasi tidak maksimal, makanya Arab Saudi bisa menekan seperti ini,"kata Anis di Jakarta, Kamis, (27/3).

Sebenarnya, ujar Anis, kasus ini muncul pada 2007 di mana Satinah sudah terancam hukuman mati. Namun pemerintah baru merespon kasus ini dua tahun kemudian setelah Migrant Care mendampingin keluarga Satinah ke Kemenlu dan Kemenakertrans mengadu berkali-kali.

"Tanggapan pemerintah yang lambat ini membuat diyat bisa semakin membengkak. Apalagi ada dugaan calo yang ikut bermain dalam kasus Satinah sehingga diyat yang diminta bisa naik tinggi sekali,"kata Anis.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement