REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Perempuan tidak hanya berperan sebagai pengumpul suara. Mereka sudah mampu berperan lebih tinggi lagi, karena pendidikan mereka sudah lebih baik. Anggota DPR RI dari Partai Hanura, Susaningtyas Nefo Handayani Kertapati, menyatakan harus ada pemilahan antara perempuan sebagai pengumpul suara dan lainnya.
"Ada perbedaan mencolok berdasarkan pendidikan," jelasnya, kepada Republika, Selasa (25/3).
Mereka yang berpendidikan rendah bisa jadi hanya berperan sebagai pengumpul suara karena tampil bukan sebagai aktor utama di struktur parpol. Sedangkan yang berpendidikan tinggi, mereka berperan sebagai penyusun strategi.
Mereka mampu merencanakan pemenangan pemilu dengan baik. Lumbung - lumbung suara mereka kumpulkan dan diberdayakan dengan baik. Ketika turun ke masyarakat, politisi perempuan mampu memberikan solusi atas permasalahan di daerah.
Mereka juga mampu memberikan sentuhan keibuan untuk membantu masyarakat. Cara pengayoman dan pembinaan yang mereka lakukan jauh lebih baik. "Ini karena sentuhan pendidikan dan keibuan yang dimiliki," paparnya.
Keterwakilan perempuan di DPR harus mampu memerankan peran pentingnya dalam memperjuangkan aspirasi perempuan. Salah satu upayanya, kata dia, kualitas sumber daya perempuan harus ditingkatkan. "Perempuan yang duduk di DPR hendaklah perempuan yang berkualitas," tegasnya.