Selasa 25 Mar 2014 04:46 WIB
Kunjungan ke Australia

Siswa SMAN 5 Surabaya Perkenalkan Budaya Indonesia di Australia

Para siswa SMAN 5 Surabaya sesaat sebelum menggelar pertunjukan di hadapan ratusan siswa Tranby College di Western Australia, Senin (25/1).
Foto: Republika/Fernan Rahadi
Para siswa SMAN 5 Surabaya sesaat sebelum menggelar pertunjukan di hadapan ratusan siswa Tranby College di Western Australia, Senin (25/1).

REPUBLIKA.CO.ID, PERTH -- Sebanyak 33 siswa SMAN 5 Surabaya, Senin (24/3) pagi menggelar pertunjukan di Tranby College, Western Australia. Mereka memperkenalkan budaya Indonesia dengan memperagakan berbagai macam tarian asal Indonesia di depan ratusan murid Australia di sekolah swasta tersebut.

Pantauan Republika, para siswa SMAN 5 tersebut memperagakan berbagai macam tarian yang berasal dari berbagai macam suku di Indonesia, di antaranya Tari Gambyong dan Tari Reno. Pertunjukan tersebut disambut antusias oleh para murid Tranby yang terdiri dari siswa-siswa SD sampai SMA.

Kunjungan seperti itu sudah berlangsung reguler dimana tiap tahun SMAN 5 selalu mengirimkan murid-muridnya ke Tranby. Sebaliknya, Tranby juga tiap tahun mengirimkan siswa-siswanya untuk belajar di Surabaya.

"Program ini sudah dirintis sejak 2008. Mulai 2010, kedua sekolah mulai saling mengirimkan siswanya. Hal itu berlangsung tiap tahun hingga sekarang," ujar Vicki Richardson, salah satu perintis program bernama Building Relationships through Intercultural Dialogue and Growing Engagement (BRIDGE).

Proyek BRIDGE awalnya dimulai oleh the Australia-Indonesia Institute (AII) bekerja sama dengan Asia Education Foundation (AEF) didukung oleh The Myer Foundation dan Pemerintah Australia melalui AusAID. Akan tetapi selanjutnya, SMAN 5 dan Tranby College melanjutkannya lewat inisiatif sendiri.

"Antusiasme murid-murid kami untuk mengikuti program ini sangat tinggi. Awalnya, saya kira hanya 10 sampai 15 murid saja yang tertarik. Namun ternyata 85 murid ingin berpartisipasi. Hal itu membuat saya terpaksa membatasi jumlahnya tiap tahun," kata Abdul Latif, guru SMAN 5 yang juga menjadi koordinator program BRIDGE.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement