REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Jajak pendapat yang dilakukan Pol-Tracking Institute yang melibatkan 330 profesor dari 33 provinsi di Indonesia sebagai tim penilai menyebutkan kualitas personal Jusuf Kalla unggul tipis dan selalu berdampingan dengan Joko Widodo. Dari tujuh aspek yang dijadikan penilaian, JK menempati urutan teratas pada enam kategori.
Survei pakar yang berlangsung dari Februari-Maret 2014 itu menilai, 35 kandidat capres-cawapres berdasarkan tujuh aspek dimensi. Yakni integritas, visi dan gagasan, leadership dan keberanian mengambil keputusan. Kemudian kompetensi dan kapabilitas, pengalaman dan prestasi kepemimpinan, kemampuan memimpin pemerintah dan negara, serta kemampuan memimpin koalisi parpol di pemerintahan.
Pada aspek integritas, JK mendapatkan nilai 7,83 sementara Jokowi 7,80. Aspek kompetensi dan kapabilitas, JK diberikan nilai 7,66 diikuti Jokowi 7,58. Pada aspek visi dan gagasan, JK mendapatkan nilai 7,71 sedangkan Jokowi 7,59.
Begitu pula pada aspek leadership skill dan keberanian mengambil keputusan. JK unggul dengan nlai 7,93, dan Jokowi 7,83. Pada aspek pengalaman dan prestasi memimpin, JK diberikan nilai 7,79 sementara Jokowi 7,68. Aspek kemampuan memimpin dan mengelola koalisi parpol pendukung, JK mendapatkan nilai 7,46 sementara Jokowi 7,38.
Namun, pada aspek kemampuan menjalankan pemerintah dan memimpin negara terutama di bidang penegakan hukum/pemberantasan korupsi dan bidang ekonomi/peningkatan kesejahteraan, Jokowi mengungguli JK.
"Jokowi diberikan penilaian pada angka 7,77, diikuti Mahfud MD 7,64, dan JK 7,56," kata Direktur Eksekutif Pol-Tracking Institute, Hanta Yuda di Jakarta, Ahad (23/3).
Ketua Balitbang DPP Partai Golkar Indra Jaya Piliang mengatakan, JK merupakan tokoh yang bisa memimpin dari dua jalur. Baik formal mau pun nonformal.
JK juga bisa menjadi pemimpin dalam berbagai bidang, mulai dari organisasi kemanusiaan seperti Palang Merah Indonesia (PMI), organisasi keagamaan Dewan Mesjid Indonesia (DMI), bidang pendidikan, dan mumpuni sebagai pengusaha.
"Tanpa harus menjabat wapres, JK tetap saja menjadi pemimpin. Dia tidak hanya bisa nge-gas, tapi juga bisa nger-rem," kata Indra.
Ketua DPP PDI Perjuangan, Maruarar Sirait mengatakan, survei pakar nasional Pol-Tracking merupakan kali pertamanya menempatkan Jokowi pada nomor dua. Namun, ketika JK menjadi tokoh yang mengungguli Jokowi, menurutnya merupakan hal yang wajar.
"Pengalaman jelas Jokowi di bawah, kepemimpinan juga. Gaa mungkin Jokowi unggul semuanya," kata Maarurar.
Sosok JK, menurut anggota Komisi XI DPR itu, merupakan salah satu tokoh yang dipertimbangkan PDIP mendampini Jokowi pada pemilu presiden nanti. Jokowi dinilai memiliki pengalaman dan dukungan publik yang kuat. Terutama di Indonesia bagian timur.
"Sejak awal JK juga sudah mendukung Jokowi di Jakarta, dan beliau punya hubungan yang baik dengan Ibu Mega," kata Maruarar.