Ahad 23 Mar 2014 09:58 WIB

Nelayan Gunung Kidul Panen Ikan Kakap dan Tongkol

Puluhan kapal nelayan ditambatkan di dermaga Pantai Karangsong, Kabupaten Indramayu, Kamis (20/2). (Republika/Edi Yusuf)
Puluhan kapal nelayan ditambatkan di dermaga Pantai Karangsong, Kabupaten Indramayu, Kamis (20/2). (Republika/Edi Yusuf)

REPUBLIKA.CO.ID, GUNUNG KIDUL -- Kalangan nelayan Pantai Baron Kabupaten Gunung Kidul, Daerah Istimewa Yogyakarta, panen ikan kakap dan tongkol.

Anggota Kelompok Nelayan Mina Samudera Pantai Baron Rudi di Gunung Kidul, Ahad , mengatakan 38 kapal nelayan Pantai Baron melaut.

"Sudah dua minggu terakhir ini, setiap hari 38 dari 68 kapal yang bersandar di Pantai Baron melaut. Hasil tangkapan sangat bagus. Rata-rata setiap kapal mampu memperoleh 30 kilogram ikan," kata Rudi.

Ia mengatakan pada Maret hingga April merupakan musim tongkol dan kakap. Harga ikan jenis ini yakni kakap Rp 25 ribu per kg, dan tongkol Rp 20 ribu per kg.

"Harga ikan akan turun, apalabila jumlah ketersediaan ikan banyak. Sedangkan pembelinya minim. Harga biasanya akan turun Rp 5 ribu per kg," katanya.

Dia mengatakan setiap harinya, ikan hasil tangkapan nelayan langsung dibeli oleh pedagang ikan di tempat pelangan ikan (TPI) Baron. Kebutuhannya minimal empat sampai lima kuintal per hari. Permintaan akan bertambah hingga tujuh kuintal per hari saat musim libur.

"Saat nelayan Pantai Baron tidak melaut, sedangkan permintaan ikan meningkat biasanya akan mengambil dari Cilacap atau Wonogiri (Jawa Tengah)," kata dia.

Anggota Kelompok Nelayan Mina Samudera Pantai Baron Heriyanto mengatakan dirinya mendapat hasil tangkapan 15 kg. Hasil ini kurang maksimal. Sebab, dirinya hanya memancing.

"Tadi saya hanya memancing. Soalnya, jaring rusak. Daripada mendarat tidak membawa hasil, saya terpaksa mancing. Hasilnya lumayan. Setiap melaut, rata-rata mendapat hasil tangkapan 30 kg," kata Heri.

Ia mengatakan arus laut yang kuat menyebabkan alat tangkap cepat rusak. Sehingga, setiap melaut, nelayan tidak hanya mengandalkan satu alat tangkap seperti jaring atau pancing.

"Nelayan biasanya membawa alat tangkap minimal empat. Jadi, kalau salah satu rusak, bisa menggunakan alat lainnya," kata dia

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement