REPUBLIKA.CO.ID, MUSIRAWAS, SUMATERA SELATAN -- Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Musirawas, Sumatera Selatan, menginventarisir dan investigasi penemuan dua cagar budaya di Desa Bingin Jungut setempat beberapa waktu lalu.
"Kami sudah menurunkan tim ke lapangan atas laporan masyarakat yang menemukan benda budaya yang diduga situs candi Bingin Jungut dan batu Prasasti Zaman Budha," kata Kepala Dinas Budaya dan Pariwisata (Disbudpar) Musirawas Hj Susilawati di Musirawas, Ahad (23/3).
Ia mengatakan, sejak awal Februari 2014 laporan masyarakat akan penemuan benda bersejarah itu sudah masuk dan ditindak lanjuti pertengahan Maret 2014.
Tim yang diturunkan ke lapangan itu tidak hanya menginvertaris penemuan dua cagar budaya di Desa Bingin Jungut, tapi mengembangkan penemuan tumpukan batu sembilan di kawasan Bukit Botak dalam Kecamatan Tugumulyo setempat.
Selain itu, meneruskan investigasi ke Desa Pasenan dalam Kecamatan STl Ulu Trawas yang diduga merupakan salah satu cagar budaya kuno.
Di Kecamatan STl Ulu Trawas itu masyarakat menemukan meriam kuno diduga peninggalan zaman penjajahan Belanda, juga sebuah Batu Gores di Bukit Kuning yang diduga peninggalan zaman Megalitikum. "Semua akan kita cek, kemudian bila memang benar benda peninggalan sejarah, maka akan dilaporkan ke Balai Arkeologi Palembang, Jambi dan Kemendikbud," Ujarnya.
Kepala Bidang (Kabid) Kebudayaan Dibudpar Musirawas Hamam Santoso menambahkan sudah menurunkan tim untuk investigasi penemuan batu sembilan yang diduga peninggalan sejarah zaman Megalitikum. "Setelah pengecekan di lapangan memang benar batu tersebut tersusun begitu rapi, kokoh dan tinggi sekitar 25 meter berjumlah sembilan batu, maka akan ditindak lanjuti melaporkannya ke Badan Purbakala Palembang," tuturnya.
Tim itu akan bergabung tokoh masyarakat setempat sebagai petunjuk jalan, karena lokasinya berada dipuncak bukit dengan kemiringan terjal, tepatnya sebelah kiri dari Desa Sukorejo dan cukup menyulitkan petugas untuk menjangkaunya, ujarnya.