REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri BUMN Dahlan Iskan mengklaim krisis pasokan listrik Sumatra Utara secara perlahan segera dapat diatasi setelah sebagian pembangkit di Belawan dan Pangkalan Susu mulai beroperasi kembali.
"Krisis listrik di Sumatera Utara diharapkan dapat teratasi dalam enam bulan ke depan, seiring selesainya perbaikan dan pembangunan pembangkit baru," kata Dahlan, di Jakarta, Kamis (20/3).
Menurut Dahlan, meskipun belum beroperasi secara penuh, namun saat ini sebanyak 100 Megawatt listrik sudah dapat dipasok kembali. "Pasokan listrik yang selama ini berkurang di wilayah itu akibat kerusakan sejumlah pembangkit, kini sudah berangsur meningkat kembali," ujarnya.
Pembangkit Belawan dari satu menara memasok sebanyak 80 MW. Sedangkan sebanyak 90 MW berasal dari pembangkit milik PT Inalum (Persero). "Sejak kemarin meskipun dalam kecil Inalum sudah dapat mengalirkan listriknya ke masyarakat," kata Dahlan.
Menurut mantan Dirut PT PLN ini, perusahaan tersebut terus berupaya menggenjot pasokan listrik yang saat ini sedang dikerjakan. Diketahui saat ini PLN sedang menuntaskan pembangunan proyek pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) Pangkalan Susu berkapasitas 2x200 Megawatt.
"Seharusnya sejak Juni 2013, pengaliran energi listrik dari Pangkalan Susu sudah bisa dilakukan namun terpaksa tertunda karena satu menara belum rampung terkait lahan. Tapi kendala ini seharusnya bisa diselesaikan," ujarnya.
Selain itu, PLN juga sedang mempercepat penyelesaian pembangunan pembangkit Sarulla berkapasitas 300 MW. "Saat ini listrik Sumatra Utara sudah lebih baik, tapi masih rawan terutama jika ada kerusakan-kerusakan," ujarnya.
Sepanjang tidak ada gangguan atau kerusakan di jaringan dan trafo, maka krisis listrik pasti teratasi. "Karena itu kita percepat pembangunan pembangkit baru supaya ada surplus listrik di sana," ujarnya.