REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA--Menteri Sosial Salim Segaf Al Jufri mengatakan, Indonesia harus belajar pada Jepang, dimana nilai-nilai kearifan lokal menjadi kekuatan modern yang dinamis. Selain itu, peran raja dalam situasi kritis menjadi figur pemersatu dan pembuat keputusan di antara pihak-pihak yang berseteru, Senin, (17/3).
“Sejatinya, Bangsa Indonesia sebagai negeri santun, ramah, dan memiliki semangat gotong-royong. Namun ada 188 titik konflik sosial yang harus diselesaikan dengan membangun komunikasi dua arah, ”kata Salim.
Saat ini, ujar Salim, saatnya mengakhiri pertikaian dan melakukan karya nyata bagi bangsa. Terbukti, kesetiakawanan sosial efektif mengatasi masalah dan konflik sosial yang beragam. "Dengan nilai-nilai kearifan lokal, dipastikan bisa menjaga keserasian sosial antar warga. Salah satu program Kemensos adalah menguatkan kohesivitas dengan keserasian sosial," kata Salim.
Keserasian sosial, terang Salim, dikemas dengan berbagai bentuk misalnya musyawarah antar warga, membuat fasilitas sosial dan fasilitas akses interaksi antar warga. Selain itu juga melalui pagelaran kesenian tradisional.
Pihaknya, ujar Salim, mendukung berbagai kegiatan keserasian sosial dengan menyediakan dana Rp 109 juta sesuai pilihan kegiatan. Program ini sudah berjalan di 33 provinsi.