REPUBLIKA.CO.ID, SEMARANG -- Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo menyampaikan keluhan atas kendala yang dihadapi provinsi yang dipimpinnya dalam pengembangan Bandara Ahmad Yani kepada Presiden Susilo Bambang Yudhoyono.
"Fasilitasi sisi udara (Bandara Ahmad Yani), yakni stabilisasi tanah untuk apron dan 'exit way' telah mencapai 100 persen, sedangkan fasilitasi dari sisi darat masih terkendala," katanya di Semarang, Jumat (14/3).
Hal tersebut disampaikan Ganjar dalam pidato sambutannya pada kegiatan peletakan batu pertama pembangunan proyek infrastruktur gas bumi terintegrasi Jawa Tengah di Semarang yang dihadiri oleh Presiden SBY.
Menurut Ganjar, pihaknya sudah melaporkan pengembangan bandara kepada Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Dahlan Iskan, tetapi ternyata mendapatkan informasi kurang menggembirakan dan harus memulai dari nol.
"Mohon kiranya, saya melaporkan secara resmi kepada Bapak Presiden untuk dibantu percepatannya. Buat Jawa Tengah, ini sangat 'urgent' sekali. Karena memang kontruksi tahap I, II, dan III tertunda," katanya.
Penundaan proyek konstruksi tahap I, II, dan II itu, kata dia, disebabkan perjanjian antara PT Angkasa Pura I dan TNI AD, khususnya Komando Daerah Militer (Kodam) IV Diponegoro masih dalam proses penyelesaian.
"Kiranya kami mohon dibantu percepatannya, Bapak Presiden. Katanya, 'bandarane ki nek elek jane yo ora, ning ngisin-isini' (bandaranya sebenarnya tidak jelek, tetapi memalukan)," katanya, disambut tawa hadirin.
Presiden SBY langsung menanggapi "curhat" Ganjar dengan memastikan bakal memberikan dukungan penuh terhadap pembangunan yang dilakukan Pemerintah Provinsi Jateng, termasuk pengembangan Bandara Ahmad Yani.
"Saya juga menyimak apa yang disampaikan Pak Ganjar Pranowo (Gubernur Jateng) tentang apa yang sungguh diperlukan Jateng. Saya akan memberikan dukungan penuh," kata Presiden saat memberikan sambutan.
Ia akan menyampaikan kepada para menteri terkait untuk mempercepat dan mempermudah setiap urusan pembangunan di Jateng sehingga tidak ada lagi proyek pembangunan di provinsi itu yang mandek atau terhenti.
"Yang terhenti, kalau bisa segera dituntaskan akan membawa kebaikan nyata bagi perekonomian di Jateng ini. Oleh karena itu, saya dukung penuh dan pemerintah pusat akan memberikan bantuan yang diperlukan," katanya.
Sebelumnya, Ganjar menyampaikan kalau Menteri BUMN Dahlan Iskan menolak rencana pengembangan dan perluasan Bandara Ahmad Yani Semarang karena dinilai tidak layak untuk dilakukan dan memberatkan keuangan negara.
Berdasarkan informasi yang dihimpun, Menteri BUMN Dahlan Iskan menolak pengembangan Bandara Internasional Ahmad Yani Semarang melalui surat yang dengan nomor S-131/MBU/2014 yang tertanggal 11 Maret 2014.
Dalam surat tersebut, tertulis jika BUMN tidak sependapat untuk melakukan pengembangan Bandara Internasional Ahmad Yani Semarang karena proyek itu dinilai tidak layak dan memberatkan keuangan perusahaan atau negara.