REPUBLIKA.CO.ID, SLEMAN -- Sebanyak 23 gunung api di Indonesia saat ini berstatus di atas normal. Kepala Badan Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) Yogyakarta Subandriyo mengatakan aktivitas gunung api di Indonesia mulai meningkat sejak peristiwa gempa dan tsunami Aceh pada 2004.
Menurutnya, gempa Aceh dengan skala lebih dari 9 richter menyebabkan patahan sepanjang hampir 900 kilometer. Gempa tersebut berpengaruh tatanan tektonik di Indonesia. "Ketika ada dislokasi lempeng maka merembet ke aktivitas lempeng lain," ungkapnya saat ditemui di Sleman, Kamis (13/3).
Aktivitas gunung api diakui Subandriyo tidak saling terkait. Setiap gunung api memiliki aktivitas vulkanik yang tidak akan menular ke gunung lain. "Pengaruh lebih pada tektonik, aktivitas itu memicu gunung api lainnya aktif," ungkapnya.
Gunung api di Indonesia yang kembali aktif setelah beristirahat dalam jangka waktu lama salah satunya adalah Gunung Sinabung. Sejak tahun 1.600, Gunung Sinabung tidak memiliki catatan letusan. Namun, tahun ini, Gunung Sinabung kembali erupsi.
Erupsi gunung api di Indonesia juga berubah dari kebiasaan. Subandriyo mengungkapkan letusan Gunung Kelud tidak menunggu waktu lama setelah erupsi 2007. "Gunung Kelud itu sudah diperhitungkan tidak akan lama meletus lagi sejak 2007 karena melihat kubah lava, ada magma yang belum keluar sehingga tidak perlu menunggu periode letusan 15 tahun, " terangnya.