Rabu 12 Mar 2014 20:47 WIB

Menag: Umat Beragama Benteng Kemerosotan Moral dan Kemanusiaan

  Suasana sidang isbat penetapan 1 Syawal 1434 H yang dipimpin oleh Menteri Agama Suryadharma Ali di kantor Kemenag, Jakarta, Rabu (7/8).   (Republika/ Yasin Habibi)
Suasana sidang isbat penetapan 1 Syawal 1434 H yang dipimpin oleh Menteri Agama Suryadharma Ali di kantor Kemenag, Jakarta, Rabu (7/8). (Republika/ Yasin Habibi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA --  Menteri Agama Suryadharma Ali menyatakan bahwa semua umat beragama harus berbuat dan berperan sebagai benteng ketahanan masyarakat dan bangsa dari kemerosotan nilai-nilai moral dan kemanusiaan.

Sebab, tantangan dalam perkembangan kehidupan masyarakat, bangsa dan negara dewasa ini yang diwarnai banyak terjadinya penyimpangan perilaku etika, moral dan akhlak, kata Suryadharma Ali ketika menyampaikan pidato menyambut hari Raya Nyepi dan tahun baru Caka 1936 di Jakarta, Rabu (12/3).

Didampingi Dirjen Bimas Hindu Ida Bagus Yudha Triguna, Menteri Agama dalam momentum menyambut hari Raya Nyepi itu mengajak seluruh komponen bangsa, khususnya kepada para pemuka agama, untuk mengadirkan keteladanan dan kepeloporan dalam membangun kehidupan masyarakat yang religius, bermoral, menjunjung tinggi kejujuran, menjaga kerukunan, kedamaian dan persaudaraan dalam kebhinnekaan kehidupan bangsa dan negara.

Dalam suasana Nyepi sekarang ini terbuka kesempatan terbaik bagi umat Hindu untuk melakukan refleksi terhadap tugas spiritual dan kemanusiaan yang telah dilakukan, termasuk bagaimana meningkatkan kualitas pengabdian di tengah kehidupan keluarga, bangsa dan negara, kata Suryadharma Ali.

Sejalan dengan tema Hari Raya Nyepi Tahun ini, yaitu: "Sukseskan Pemilu 2014 Guna Mewujudkan Harmoni Nusantara", ia mengajak segenap umat Hindu untuk mengimplementasikan pesan-pesan luhur agama sebagai landasan etik dalam rangka mengawal proses demokrasi secara bermartabat, dengan memelihara kerukunan dan persatuan.

Dalam tatanan sosial, lanjut Suryadharma Ali, perayaan Nyepi perlu dimaknai sebagai pencerahan jiwa dan pendorong semangat bagi umat Hindu untuk menata sikap dan perilaku yang baik dan meningkatkan pengendalian hawa nafsu dan ambisi yang merusak.

Kesadaran moral-religius ini amat penting dikedepankan di tengah kondisi masyarakat Indonsia yang rentan dengan perilaku anarkis dan kebebasan yang tidak terkendali sehingga mudah terseret ke dalam perbuatan yang merugikan orang lain maupun diri sendiri, ia mengingatkan.

Untuk itu, tambah Menag, perayaan Nyepi dan semangat Tahun Baru Caka memiliki arti yang penting sebagai sarana introspeksi diri dan evaluasi diri untuk membersihkan jiwa, pikiran dan perkataan yang tidak baik.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement