Rabu 12 Mar 2014 20:13 WIB

Menyesap Keasrian Kampung Deret

Rep: c66/ Red: Karta Raharja Ucu
Warga melihat denah proyek pembangunan Kampung Deret Petogogan di Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Kamis (31/10).
Foto: Republika/Yasin Habibi
Warga melihat denah proyek pembangunan Kampung Deret Petogogan di Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Kamis (31/10).

REPUBLIKA.CO.ID, Enam bulan sudah anak-anak di Kelurahan Tanah Tinggi, Jakarta Pusat, merasakan asyiknya memiliki tempat bermain di lingkungan rumah, pascalingkungaynya disulap menjadi Kampung Deret.

“Sebelumnya, anak-anak saya susah bermain ceret dan atau main gundu (kelereng). Soalnya kan jalanannya sempit, terbatas banget,” ujar Vivi (29 tahun), warga RT 14 Tanah Tinggi saat berbincang dengan ROL, akhir pekan lalu.

Ibu empat anak itu mengatakan, awal tahun lalu lingkungan rumahnya masih kumuh. Namun, pada Agustus 2013 Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta menyulap Kelurahan Tanah Tinggi menjadi kampung yang asri.

Deretan rumah berwarna hijau terlihat rapi berjejer di dalam gang RT 14. Anak-anak kecil terlihat cukup leluasa bermain di jalan dalam gang. Jalanan dalam gang ini terlihat lapang dan hijau dengan pot-pot tanaman yang digantungkan di tiap sudut rumah.

Deretan rumah-rumah hijau itu amerupakan kampung deret pertama yang dibangun Pemprov DKI. Kampung Deret Tanah Tinggi mulai dibangun pada Mei 2013 dan ditempati warga Agustus 2013.

Sebelumnya, rumah-rumah di Kampung Deret merupakan rumah semipermanen. Wilayah itu padat penduduk ditambah jalan yang sempit. Permukiman tersebut sangat padat lantaran rata-rata setiap rumah ditempati lebih dari satu kepala keluarga. Saking sempitnya, jalanan gang sempat digunakan sebagai tempat bermukim.

Saat kebakaran melanda wilayah tersebut pada Maret 2013, warga RT 14 yang kehilangan rumah terpaksa membangun gubuk-gubuk seadanya di jalanan depan rumah mereka yang terbakar. Rumah-rumah yang ada di Kampung Deret saat ini merupakan rumah permanen yang rata-rata berukuran 21 meter persegi. “Ada yang bertingkat, ada yang tidak, semuanya tergantung rumahnya dulu kayak apa,” ujar Yahya (60), ketua RT 14 Tanah Tinggi.

Saat ini, jalanan sepanjang gang di RT 14 terlihat lebih lapang. Tembok pembatas antara gang dan rel kereta dihiasi dengan tanaman dalam pot. Tong sampah pun mudah ditemui di tempat itu. Kehadiran sebuah taman kecil melengkapi keasrian Kampung Deret Tanah Tinggi. Meski belum selesai dibangun, warga berharap taman tersebut bisa mempercantik pemandangan di kampung mereka.

Rumah-rumah di Kampung Deret Tanah Tinggi menggunakan tembok berbahan hebel. Atapnya pun menggunakan baja ringan sehingga mengurangi risiko kebakaran. Pemerintah tidak ingin Si Jago Merah melalap Kampung Deret ini. Tak hanya itu, setiap rumah disediakan kamar mandi lengkap dengan saluran pembuangan. Sebelumnya, warga di Kampung Deret menggunakan kamar mandi umum dekat Stasiun Senen. “Fasilitas dalam rumah ini udah memadai, beda banget dari rumah kita sebelumnya,” kata Ucok (36), warga Kampung Deret.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement