REPUBLIKA.CO.ID, Jakarta Utara, sudah dua hari tidak melaut lantaran udara dingin.
“Nelayan satu hari kosong udah nggak dapet uang,” ujar Sayidi (50) di Jakarta, Senin (10/3).
Pria yang sudah 30 tahun menjadi nelayan itu hanya bisa pasrah. Sayidi mengatakan, untuk makan sehari-hari, ia mengandalkan pasokan dari pengepul yang membeli hasil tangkapan dari para nelayan, termasuk dirinya.
Ia mengungkapkan, ia mendapatkan Rp 18 ribu untuk satu kilogram ikan yang dijual pengepul seharga Rp 20 ribu di pasaran. Sementara, untuk modal sekali melaut, ia harus mengeluarkan Rp 200 ribu. Sayidi mengaku modal itu untuk perbekalan selama di laut, termasuk bahan bakar solar Rp 150 ribu. “Paling untuk musim begini hanya cukup untuk perbekalan, kadang nombok,” kata dia.
Jika cuaca bagus, dalam sehari semalam, Sayidi cukup banyak mendapatkan hasil. Tapi, jika cuaca buruk, hasil yang didapat juga tidak banyak. “Namanya di laut mah kehujanan enggak bisa diakalin,” kata dia.
Sayidi mengatakan, selain sering mendapatkan ikan, tak jarang ia menjaring sampah. Apalagi, ketika musim hujan. “Ya kalau dapatnya sampah ya saya buang lagi di laut,” kata dia sambil setengah tertawa.