REPUBLIKA.CO.ID, MADIUN -- Sejumlah budayawan, pelestari dan pengamat kearifan lokal Madiun sepakat mengusulkan pencak silat dan Reog Ponorogo sebagai warisan budaya dunia ke Unesco. Kesepakatan itu tercapai dalam dialog budaya di RRI Madiun akhir pekan lalu.
Hadir dalam acara tersebut Waketum pencak silat SH Terate, Murdjoko, Kadis Budaya dan Pariwisata Pemkab Ponorogo, Sapto Jatmiko, Ketua pencak silat SH Terate Tuhu Tekad, Agus Setyono, pengamat budaya dan pendidikan, Mujahidin dan wartawan senior, Parni Hadi.
Dalam siaran persnya kepada ROL, wartawan senior Parhi Hadi menjelaskan, mereka sepakat bahwa aliran pencak silat yang tumbuh di berbagai daerah Nusantara dan Reog Ponorogo berakar budaya Indonesia dengan kearifan lokal yang bernilai universal. Usul kepada Unesco itu di samping untuk mendapatkan pengakuan, juga untuk mendorong upaya pelestarian dan pengembangan kedua cabang seni budaya.
" Terutama di kalangan generasi muda," ujar Parni Hadi, Senin (10/3).
SH Terate yang berpusat di Madiun kini memiliki sekitar dua juta anggota di seluruh Indonesia dan 15 negara. Untuk menggalang kerukunan antarperguruan silat, Madiun kini telah dinyatakan sebagai kampung silat.
Parni Hadi, yang juga Ketum paguyuban Pawitandirogo (Pacitan, Ngawi, Magetan, Madiun, dan Ponorogo) akan menggalang dukungan dari perguruan-perguruan silat di seluruh Indonesia. Presiden SBY dalam silaturahmi dengan Pawitandirogo tahun lalu minta parade 200 group Reog Ponorogo untuk memeriahkan HUT RI 2014.