REPUBLIKA.CO.ID, BANJARBARU -- Masyarakat Provinsi Kalimantan Selatan diimbau untuk tidak takut mengonsumsi daging unggas baik ayam maupun itik (bebek) terkait merebaknya serangan flu burung di provinsi itu.
"Kami imbau masyarakat jangan takut makan daging unggas baik ayam maupun burung karena jika diolah dengan baik dan benar maka aman dikonsumsi," ujar Kepala Dinas Peternakan Kalsel Sabrie Madani di Banjarbaru, Ahad (9/3).
Pernyataan itu disampaikan menyusul banyaknya itik yang mati pada empat kabupaten dan tiga kabupaten sudah dinyatakan penyebab kematian itiknya akibat flu burung atau lebih dikenal dengan sebutan H5N1.
Ia mengatakan, virus Avian Inluenza (AI) tidak menular melalui makanan atau daging unggas baik ayam dan itik sehingga unggas yang sehat tetap aman dikonsumsi asalkan dimasak dan diolah dengan baik.
"Daging unggas harus dimasak hingga suhu 80 derajat celsius selama satu menit dan telur sampai suhu 64 derajat celsius sehingga aman dikonsumsi, termasuk telur setengah matang aman dikonsumsi," ungkapnya.
Mengenai kemungkinan penularan flu burung dari unggas ke manusia, ia mengatakan, kemungkinan itu memang bisa terjadi tetapi sepanjang faktor penularan dihindari dan makanan di masak maka penularan bisa dicegah.
"Makanya, faktor yang bisa memicu penularan penyakit dari unggas ke manusia perlu dihindari terutama menjaga kebersihan lingkungan, termasuk penanganan cepat terhadap unggas yang terserang penyakit," ucapnya.
Ditekankan, itik maupun unggas lain yang dinyatakan positif terserang flu burung tidak boleh dikonsumsi dan harus di depopulasi atau dimusnahkan dengan cara dibakar dan bangkainya dikubur.
Dikatakan, depopulasi atau pemusnahan terbatas merupakan penanganan yang harus dilakukan terhadap unggas yang positif tertular flu burung disamping meningkatkan biosecurity melalui penyemprotan kandang.
"Penyemprotan atau disinfektan kandang menggunakan cairan khusus diperlukan agar kebersihan kandang tetap terjaga sehingga bebas virus flu burung disamping menjaga kesehatan unggas di dalamnya," ujar dia.
Selain itu, pengendalian lalu lintas unggas, produk unggas dan limbah peternakan unggas juga hal penting yang harus dilakukan sehingga penularan penyakit mematikan bagi unggas tersebut bisa dicegah.
"Penanganan unggas yang belum tertular dilakukan dengan memisahkan kandang sesuai jenisnya, disinfektan secara rutin dan tidak memasukkan unggas baru ke kandang yang sudah ada unggasnya," katanya.