Ahad 09 Mar 2014 18:30 WIB

Badrodin Haiti Mengaku Kenal dengan Santosa Alias Abu Wardah

Komjen Pol Badrodin Haiti
Foto: Antara
Komjen Pol Badrodin Haiti

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA--"Saya kenal Santoso," ujar Wakil Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia (Wakapolri) Komisaris Jenderal Pol. Badrodin Haiti.

Santoso alias Abu Wardah adalah gembong teroris yang sudah lama bersarang di Poso, Sulawesi Tengah, dan menjadi target utama Detasemen Khusus (Densus) 88 Antiteror Markas Besar (Mabes) Polri untuk menangkapnya.

Densus 88 mencatat Santoso menjadi dalang sejumlah aksi teror di negeri ini, seperti penembakan polisi di Pondok Aren, Ciputat, Tangerang Selatan, Banten. Selain itu, ia membuat aksi teror di Poso.

Badrodin mengemukakan, perkenalannya dengan Santoso bermula ketika masih menjabat sebagai Kepala Kepolisian Daerah Sulawesi Tengah (Kapolda Sulteng) periode 2006-2008.

Dalam ingatannya, Santoso saat itu belum masuk ke dalam jaringan teroris, dan memiliki usaha menjual buku-buku Islami di Jalan Tamborana.

Lokasi kios itu di pinggir jalan, sehingga Badrodin mengaku, seringkali mampir dan membeli beberapa buku dalam perjalanan dari Palu ke Poso.

"Mampir sebentar, sering ngobrol ke situ, nanti berangkat lagi ke sana. Ya kita komunikasi, nggak ada masalah. Dulu kan belum terlibat apa-apa, kita masih bebas saja," katanya.

Santoso, lanjut dia, pada waktu itu tidak ditangkap karena belum terbukti melakukan aksi teror, kendati dirinya mencurigai bahwa si penjual buku tersebut terindikasi masuk ke dalam jaringan terorisme.

Saat itu, menurut Badrodin, kelompok garis keras masih melekat dan berbaur di antara masyarakat Poso, bukan hanya Santoso. Mereka menguasai masjid-masjid dan mempengaruhi para ulama.

Pada suatu operasi, dikemukakannya, dari 80 orang yang tertangkap karena dicurigai telah direkrut untuk menjadi teroris, separuh diantaranya dilepaskan karena dinilai hanya ikut-ikutan dan tidak terbukti. "Di sana disebutnya 'anak bebek', itu yang masih ikut-ikutan, tapi justru sekarangnya berperan," katanya.

Badrodin mengaku tidak kaget saat mengetahui penjual buku itu kemudian terbukti terjun ke dalam salah satu kejahatan luar biasa (extraordinary crime) di dunia, dan bahkan berani menampakkan wajahnya di laman Youtube itu.

Meski saat ini telah dilakukan operasi-operasi rutin hingga ke hutan di Gunung Biru, Poso, tempat persembunyiannya, Santoso masih sulit ditangkap hidup-hidup."Mungkin ini bagian yang tercecer," ujarnya.

Oleh karena itu, Badrodin menegaskan bahwa pemberantasan terorisme masih menjadi fokus utama dalam tugas barunya sebagai orang yang dipercaya dalam membantu tugas Kapolri Jenderal Pol Sutarman.

Komjen Pol Badrodin Haiti ditunjuk oleh Kapolri Jenderal Pol Sutarman menjadi Wakapolri menggantikan Komjen (Purn) Oegroseno yang memasuki masa purnabakti pada 28 Februari 2014 berdasarkan surat Telegram Kapolri nomor ST/478/II/2014 tanggal 27 Februari 2014.

sumber : antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement