REPUBLIKA.CO.ID, BANTUL -- Dinas Pertanian dan Kehutanan Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta, menerjunkan petugas kesehatan hewan untuk meneliti penyebab kematian ratusan ayam kampung milik peternak di Desa Segoroyoso.
"Kami belum dapat memastikan penyebabnya karena petugas baru diterjunkan hari ini untuk melakukan pemeriksaan," kata Kepala Bidang Kesehatan Hewan, Dinas Pertanian dan Kehutanan (Dispertahut) Bantul, Agus Rahmad saat dikonfirmasi, Kamis (6/3).
Kasus kematian ratusan ayam tersebut dilaporkan terjadi di pedukuhan Kloron, Desa Segoroyoso, Kecamatan Pleret, bahkan beberapa peternak mengaku setidaknya sekitar 300 ayam milik enam peternak di wilayah setempat mati setelah menderita sakit satu-dua hari.
"Punya saya saja ada 25 ekor ayam yang mati setelah sakit selama dua hari, kalau ditambah punya enam peternak di sini, jumlahnya sekitar 300an ayam," kata salah satu peternak di Segoroyoso Pleret, Irwan Suryono.
Menurut dia, sebelum mati ayam kampung tersebut sempat terlihat tidak sehat dan tidak aktif bergerak seperti ayam pada umumnya, kemudian selang satu dampai dua hari, tiba-tiba sudah ditemukan mati.
"Tidak ada luka di tubuhnya, hanya saja, biasanya kalau didekati langsung lari, tapi ayam-ayam ini tidak aktif dan hanya diam," katanya.
Ia mengaku, kejadian matinya ratusan ayam tersebut, sudah terjadi bertahap sejak pertengahan Februari lalu, meski demikian, dirinya enggan melapor ke dinas terkait karena menurutnya tidak ada penanganan sesuai yang diharapkan.
"Tahun lalu pernah ada kejadian seperti ini, kemudian cuma disemprot kandangnya, cara itu kan cuma pencegahan sakit bagi yang sehat, kalau yang sakit tidak ada penyelamatan, tetap mati," katanya.