Rabu 05 Mar 2014 17:01 WIB

Jabar Selatan Jadi Surga Bagi 'Illegal Fishing'

A fisherman spills the day's catch in Tegal, Central Java, recently. Illegal fishing undermined Indonesian economy and cause a huge amount of financial loss.
Foto: Antara/Oky Lukmansyah
A fisherman spills the day's catch in Tegal, Central Java, recently. Illegal fishing undermined Indonesian economy and cause a huge amount of financial loss.

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG-- Direktur Jendral Pengawasan Sumber Daya Kelautan dan Perikanan, Syahrin Abdurrahman menuturkan wilayah pantai di bagian Jabar Selatan ternyata menjadi "surga" bagi para illegal fishing (pencuri ikan) dari negara lain.

"Jadi kawasan Pantai Jabar Selatan itu mempunyai kekayaan laut yang melimpah. Di kawasan tersebut ikan-ikan berkualitas tinggi tumbuh berkembang. Sayangnya, hal itu tidak bisa diperdayakan. Kurangnya alat menjadi kendala dalam budi daya ikan," kata Syahrin Abdurrahman, di Bandung, Rabu.

Wilayah Pantai Jabar Selatan, kata dia, juga dekat dengan Samudera Hindia sehingga diperlukan pengawasan cukup ketat di wilayah tersebut. "Jadi karakteristik laut lepas itu sangat sulit untuk diawasi. Kita saja harus menunggu teduh ombaknya agar bisa ke tengah samudera. Kalau gelombang tinggi kapal kita tidak mampu untuk mengawasinya," kata dia.

Menurut dia, para pencuri ikan yang masuk ke wilayah Indonesia tergolong nekat, karena memanfaatkan gelombang tinggi untuk mencari ikan sehingga pengawasan dari pemerintah sangat lemah. "Kami hanya mempunyai kapal sekitar 20 unit untuk mengawasi seluruh perairan indonesia. Padahal, idealnya kebutuhan kapal sekitar 90 unit lebih," katanya.

Oleh karena itu, lanjut dia, para illegal fishing tersebut secara nyata mengancam kesejahteraan masyarakat nelayan. "Karenanya kami mengajak seluruh komponen bangsa baik pemerintah daerah maupun masyarakat untuk meningkatkan. Kepedulian terhadap kelestarian sumber daya kelautan dan perikanan," kata Syahrin.

Sementara itu, Gubernur Jawa Barat, Ahmad Heryawan mengatakan perairan di Jabar Selatan mempunyai kekayaan alam yang sangat melimpah. "Sebagai contohnya, di wilayah tersebut terdapat ikan tuna yang harganya mencapai miliaran rupiah," kata Heryawan.

Namun, lanjutnya, dalam membudidayakannya, Pemprov Jawa Barat masih kekurangan teknologi penangkap ikan bagi nelayan yang masih kurang memadai sehingga tidak dapat mendapatkan ikan dengan kualitas baik. "Memang kita belum sampai pada alat tangkap teknologi yang baik. Tapi kita tidak boleh ketinggalan zaman," kata Heryawan.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement