Rabu 05 Mar 2014 05:27 WIB

Awal Bulan Untungkan IBF

Pelajar tengah membaca buku di salah satu stan penerbit dalam ajang Islamic Book Fair (IBF) di Jakarta.
Foto: Republika/Agung Supri
Pelajar tengah membaca buku di salah satu stan penerbit dalam ajang Islamic Book Fair (IBF) di Jakarta.

REPUBLIKA.CO.ID, Oleh: Fuji Pratiwi

Kaum ibu menjadi penentu terjadinya transaksi.

JAKARTA — Penyelenggaraan Islamic Book Fair (IBF) 2014 yang berlangsung pada awal bulan memberikan keuntungan. Ketua Ikatan Penerbit Indonesia (Ikapi) DKI Jakarta Afrizal Sinaro mengatakan, sejak hari pertama, yaitu Jumat (28/2), pengunjung dan transaksi banyak.

Menurut dia, hingga akhir pekan, rombongan keluarga memadati area pameran buku ini. “Kami melihat banyak ibu yang datang bersama anak dan suaminya. Kaum ibu faktor penting terjadinya transaksi. Mereka menjadi penentu,” kata Afrizal, Ahad (2/3).

Ketika memutuskan datang ke pameran, mereka pasti sudah mengalokasikan sejumlah dana untuk buku. Dengan demikian, jelas Afrizal, mereka tak hanya datang dan sekadar melihat-lihat, tetapi membeli. “Kami yakin transaksi akan melebihi tahun lalu,” katanya.

Afrizal mengaku tak tahu persis omzet yang terjadi secara harian, namun biasanya data pengunjung dan penjualan tersedia pada akhir pameran. Tahun ini, pameran buku Islam yang digelar di Istora Senayan tersebut berakhir pada 9 Maret.

Hingga Ahad, sejumlah produk yang banyak menjadi incaran pengunjung, di antaranya, Alquran, novel, serta buku anak. Syamil Quran mengaku mampu menjual Alquran per hari sebanyak 100 hingga 200 eksemplar.

Personal Selling Sygma Creative Media Corp Deni Maulana mengatakan, kebanyakan Alquran untuk perempuan, yaitu Alquran Bukhara. Menurut dia, Alquran ini dilengkapi tajwid, asbabun nuzul atau penyebab turunnya ayat, dan hadis.   

Produk lainnya adalah Alquran dalam telepon seluler pintar seharga Rp 3 juta. Di dalamnya tak hanya memuat Alquran, tetapi juga sejumlah aplikasi, koleksi buku digital, ensiklopedia, dan tafsir Ibnu Katsir. Alquran perempuan dari penerbit Cordoba Alquran juga menarik minat.

Wakil Menteri Agama Nasaruddin Umar bersyukur Alquran memikat banyak pembeli. Ini sebuah langkah awal yang bagus dari masyarakat untuk mempelajari kitab sucinya. Bahkan, di Amerika Serikat (AS), kata dia, Alquran pernah menjadi best seller.

Chief Editor Penerbit Republika Irwan Ariefyanto mengungkapkan, Novel masih memuncaki penjualan di penerbit ini. Di stan mereka, novel-novel karya Tere Liye dan Habiburrahman el-Shirazy merupakan yang terlaris. “Bahkan, judul lama novel kedua penulis itu masih dicari.’’

Menurut dia, anak-anak pun merupakan segmen yang tak mereka lewatkan. Untuk menarik konsumen, penerbit ini menyuguhkan potongan harga dari 20 hingga 75 persen. Penerbit Mizan pun menuai penjualan banyak dari novel, buku anak, dan buku agama.

Penanggung jawab stan Mizan, Andi Supriadi, menuturkan, tiga jenis buku itu teratas dalam penjualan. Meski belum merekapitulasi jenis buku selama tiga hari pameran, ia mengatakan novel Chronicle of Ghazi karya Felix Siauw banyak memikat pembeli.

Direktur Penerbit Perisai Qur'an Nizar Sa'ad Jabal mengungkapkan, respons pengunjung IBF terhadap buku anak tergolong bagus. Buku Sirah Nabi SAW dan 10 Sahabat yang Dijamin Masuk Surga termasuk yang banyak dibeli pengunjung.

Nizar mengatakan, buku Islam bagi anak dan dewasa tak banyak berbeda dari segi biaya produksi. Buku anak memakan banyak biaya untuk desain. “Daya tarik buku anak memang pada tampilan gambar yang berkualitas.”

Menurut dia, pengunjung yang mereka incar adalah orang tua yang merupakan penentu membeli atau tidaknya buku yang ditawarkan. Ia menambahkan, buku Islam untuk pembaca dewasa umumnya menghabiskan dana cukup besar untuk lay out.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement